SumatraTimes.co.id – Camat Bagan Sinembah Raya (Basira) Drs HM Yusuf MSi, ngak pakai lama begitu warganya melakukan protes, langsung memangil owner pabrik kelapa sawit PT Anugerah Agro Sawit Perkasa (AASP), Sabu, 11 April 2020.
Ouner perusahaan sawit itu dipanggil untuk menjelaskan kenapa tidak mengindahkan (memenuhi) permitaan masyarakat agar tidak menggunakan truck tronton dan Intercoller, berkapasitas sesuai dengan tonase jalan.
Akan tetapi panggilan Camat Basira HM Yunus MSi, belum dapat dipenuhi owner PTAASP, Bagan Sinembah Raya.
“Setelah dihubungi oleh Staf Kecamatan pemilik pabrik PTAASP sedang berada di Medan. Dia menjelaskan situasi sekarang lagi wabah virus corona, sehingga tidak bisa keluar dari Medan,” kata Camat Basira HM Yunus MSi, mengenai alasan owner PTAASP tersebut.
Disampaikan Camat, ia sangat peduli dengan masyarakat, apa lagi permintaan masyarakat positif. Sebagai mana Aliansi Masyarakat Peduli Jalan (AMPJ), tutur Camat, ia juga bertangungjawab dan ingin menyelamatkan aset pemerintah, yaitu jalan raya dari kerusakan.
“Dengan itu maka saya sampaikan secepatnya akan mejadwalkan pertemuan, dan sayah harap perusahaan jangan main-main lagi dengan mengutus orang yang tidak memiliki kapasitas untuk memutuskan,” ujar Camat.
Lanjut kata Camat, perusahaan diminta menghargai pemerintah dan masyarakat dengan mengirim manager yang benar-benar memiliki kapasitas memutuskan. “Bukan asal kirim orang saja, yang akhirnya nanti akan menimbulkan amarah masyarakat,” ketus Camat.
Perusahaan kelapa sawit di Rohil, tutur Camat, khususnya yang berada di Kecamatan Bagan Sinembah Raya, memang sering membandel. Dicontohkan Camat pada minggu lalu diundang Pemkab Rohil melakukan pertemuan terkait bantuan social kepada masyarakat yang tidak mampu disaat menghadapi wabah pandemi virus corona, tidak ada satu pun yang hadir dengan alasan yang tidak masuk akal.
“Perlu sekali-sekali perusahan yang beroperasi di Basira diberi pelajaran. Jika ada pelangaran, bila perlu saya memintah ke Bupati Rohil untuk membekukan Izin operasionalnya. Ini fakta bahwa kehadiran perusahaan tidak menunjukan kontribusi signifikan pada Rohil. Malah semangkin merugikan. Banyak jalan kabupaten yang rusak disebabkan kendaraan angkutan sawit meraka,” tutur Camat.
Seandainya perusahaan sudah bayar pajak, terang Camat, bukan berarti seenaknya menggunakan jalan public. Sebagai perusahaan yang mencari keuntungan, tuturnya, maka sudah sewajarnya membayar pajak.
“Tetapi disaat masyarakat ingin melihat kepedulian mereka, disaat situasi sedang mencekam, mereka kemana semua? Seharusnya saat seperti ini mereka mengambil simpati masyarakat,” ujar Camat.
Kepada masyarakat sekitar pabrik, Camat menghimbau agar bersabar, apa lagi saat ini sedang menghadapi virus corona. “Kita dari pemerintah kecamatan sudah menyampaikan dan sudah ditegaskan agar mengunakan kendaraan angkut yang tidak cepat merusak jalan, dan melintasi pada jam-jam tidak sibuk,” tambah Camat.
Aspirasi masyarakat, kata Camat, akan diperjuangkan. “Demi masyarakat saya, jabatan saya pun siap jadi pertaruhanya, karena saya tidak punya kepentingan dengan perusahaan,” pungas Camat. ***
Penulis: Hendri
Editor : Amran