SumatraTimes.co.id – Anggota DPR RI Muhammad Husni menyarankan pemerintah ataupun UNHCR menyediakan fasilitas pendidikan dan olahraga di lokasi pengungsian Rohingya di Lhokseumawe, Aceh.
Saran ini disampaikan Husni usai meninjau langsung gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Muara Dua, Lhokseumawe yang menjadi tempat penampungan 99 warga Rohingya, Minggu (26/7/2020).
Husni yang didampingi mantan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf mengatakan kehadirannya di lokasi pengungsian itu untuk memastikan kondisi para pengungsi sekaligus mendengarkan masukan dari pemerintah daerah setempat.
“Ini kan sudah menjadi persoalan internasional, kita tidak ingin pemerintahan daerah di sini merasa ditinggal, jangan sampai ada kesan tidak ada perhatian dari pusat,” kata Husni.
Dalam kunjungan itu, Husni menyempatkan diri berkomunikasi dengan para pengungsi dan melihat satu per satu ruangan yang dihuni warga pelarian dari Myanmar ini.
Secara umum dia merasa puas dengan kesiapan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan.
“Tempat yang diberikan sudah sangat layak karena sudah didukung air bersih dan MCK. Makan yang disediakan juga cukup baik, sudah lumayanlah,” kata politisi Gerindra ini.
Meski begitu, politisi yang juga Ketua Umum DPP Aceh Sepakat, Sumatera Utara ini menyarankan agar ke depannya di lokasi penampungan disediakan sarana pendidikan dan olahraga. Saran ini tidak terlepas dengan kondisi pengungsi yang masih banyak anak usia sekolah.
“Kalau kita berniat memberikan bantuan, sebaiknya jangan tanggung-tanggung. Pendidikan anak-anak Rohingya perlu juga kita perhatikan, sangat lebih baik bila ke depannya disediakan fasilitas pendidikan di situ,” ungkapnya.
Sementara sarana olahraga sendiri dibutuhkan untuk membunuh rasa jenuh pengungsi yang sejauh ini belum memiliki kegiatan. Selain itu dia menyarankan agar di lokasi pengungsian juga dilengkapi perpustakaan mini, khususnya koleksi buku-buku agama.
Di akhir kunjungannya, Husni menyerahkan bantuan berupa masker dan uang tunai yang diserahkan langsung kepada para pengungsi.
Dia berharap para pengungsi bisa bersinergi dengan masyarakat maupun pemerintah daerah setempat dengan mematuhi protokol kesehatan dan menghormati adat kebiasaan masyarakat lokal.***
Editor: Amran
Sumber: Serambi Indonesia