PALANGKARAYA – Dua siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Aysa Aurealya Maharani, dan Anggina Rafitri, meraih medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan, 25 Juli 2019 lalu.
Ke duanya menang dan menjadi juara dunia, atas temuan dan penelitian ilmiah obat penyembuh kanker.
Dilansir dari Banjarmasinpos, dan Kompas.com, mereka menemukan tumbuhan yang bisa menyembuhkan total penyakit pembunuh nomor satu di dunia, kanker!

Tumbuhan yang diganjar medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan, 25 Juli 2019 lalu itu sepintas hanya batang, atau mirip akar pohon biasa. Tak ada yang istimewa. Pohon tersebut adalah bajakah.
Akar tanaman bajakah tunggal ini banyak ditemukan di hutan Kalimantan. Warga lokal sejak lama memakai untuk penyakit kanker, dan tumor. Karya ilmiah ramuan tradisional ini, kemudian dibuat tulisan oleh dua siswi SMAN 2 Palangkaraya, dalam event nasional, dan internasional, berhasil jadi juara dan puncaknya mendapat medali emas dalam event di Soul Korea Selatan.
Prestasi membanggakan bagi Kalteng karena karya tulis ilmiah karya siswa SMA Nenegri 2 Palangkaraya bisa mendunia, dengan misi mengenalkan ramuan tradisional khas lokal akar bajakah yang banyak terdapat di hutan Kalteng.
Ramuan akar bajakah meraih emas pada Lomba Karya Ilmiah Internasional di Seoul, Korea Selatan, pada 25-27 Juli 2019 lalu.
Helita, guru pembimbing ke dua siswa, mengatakan ke dua anak didiknya kreatif dalam membuat jarya ilmiah dengan melihat kearifan lokal, sehingga salah satu karya ilmiah berhasil dapat emas, yakni ramuan tradisional lokal ekstrak akar bajakah penyembuh kanker dan tumor.
“Ada beberapa karya ilmiah yang kami ikutkan dalam lomba karya limiah di tingkat nasional dan internasional, teryata karya ilmiah ramuan tradisional akar tanaman bajakah itulah yang berhasil meraih medali emas ditingkat nasional hingga internasional,” ujar Helita.

Sementara itu, Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri, sendiri mengatakan, karya ilmiah yang diikutkan dalam lomba tersebut awalnya dari pengalaman rekannya bernama Yajid yang menggunakan ekstrak akar tanaman bajakah tunggal yang berhasil mengobati kanker payudara neneknya.
Pengalaman Yajid kemudian, dilakukan ujicoba oleh dua siswi SMA Negeri 2 Palangkaraya dengan melakukan eksperimen terhadap tikus putih yang ada penyakit tumornya. Dengan memberikan ekstrak akar tanaman bajakah tunggal yang telah ditumbuk dan ekstraknya diambil untuk diberikan pada tikus.
“Kami amati selama 50 hari ternyata, pemberian ekstrak akar tanaman bajakah tunggal tersebut mampu melemahkan dan mengecilkan tumor pada tikus putih, atau disebut kemencit. Sebba di dalam akar bajalah tunggal, terdapat kandungan yang bisa melemahkan penyakit kanker, dan tumor ganas pada binatang dan manusia,” ujar dua siswi ini.
Karya ilmiah siswi SMA Negeri 2 Palangkaraya ini, setelah banyak dipublikaskan media banyak mendapat perhatian masyarakat yang ingin tau akar tanaman bajakah tunggal tersebut, sehingga menjadi perbincangan secara nasional dan viral di media sosial.
Guru pembimbing dua siswi tersebut, Helita mengatakan, hingga saat ini siswinya hanya mampu menyumbangkan karya ilmiah berupa akar tanaman bajakah saja, namun belum ada perusahaa farmasi yang berminat untuk bekerjasama dalam pembuatan obat pembunuh sel kanker dan tumor dengan tanaman obat tradisional warga dayak Kalteng tersebut.
Editor : Amran