SumatraTimes.co.id – Pemerintah Aceh akan membangun jaringan gas industri sepanjang 300 Kilometer dari Arun, Lhokseumawe sampai ke Banda Aceh. Rencana itu diusulkan Pemerintah Aceh ke Pusat melalui skema investasi Uni Emirat Arab untuk Aceh dengan total dana mencapai Rp 41 triliun.
Sementara pembangunan jaringan pipa gas sepanjang 300 Km itu diperkirakan membutuhkan dana sekitar 500 juta dolar AS atau senilai Rp 7,8 trilliun. Nantinya, melalui jaringan tersebut akan disalurkan gas ke PT PLN, Kawasan Industri Ladong, Aceh Besar, dan untuk kebutuhan gas rumah tangga di lintasan pipa tersebut.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur didampingi Kabid Migas, Dian Budi Dharma kepada Serambi, Rabu (22/1/2020) di kantornya. Menurutnya, pembangunan jaringan gas tersebut terinspirasi dari pipa gas industri dari Lhokseumawe ke Belawan sepanjang 350 Km.
Dalam beberapa tahun ke depan, kata Kadis ESDM Aceh, ada beberapa perusahaan migas lain seperti Repsol yang akan melakukan eksploitasi di pesisir Bireuen, Pijay, dan Pidie. “Jadi produksi migas kita yang melimpah itu akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” ucapnya.
Dia menjelaskan, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bercita-cita membangun pipa gas dari Arun ke Banda Aceh untuk percepatan pembangunan industri di wilayah Bireuen, Pijay, Pidie, dan Aceh Besar. Pihaknya optimis, hadirnya jaringan gas tersebut akan mengundang lebih banyak investor.
Mahdinur mencontohkan PT PLN di Ladong Aceh Besar, yang sedang membangun infrastruktur untuk PLTMG berkapasitas 50 MW. Ia yakin bahan bakar gas nantinya bisa disuplai dari pipa gas Arun-Banda Aceh tersebut. “PT PLN tidak perlu lagi membangun tangki gas di Aceh Besar,” tambahnya.
Setelah pembangunan pipa gas sepanjang 300 Km itu selesai, kata Mahdinur, tahun berikutnya melalui APBA akan dibangun terminal gas untuk penyambungan gas rumah tangga bagi penduduk di Bireuen, Pijay, Pidie, Aceh Besar, dan Banda Aceh. “Gas yang dihasilkan dari perut bumi Aceh tidak hanya termanfaatkan untuk industri di luar Aceh, tapi masyarakat Aceh juga turut menikmatinya,” jelasnya
Pada bagian lain, Kabid Migas Dinas ESDM Aceh, Dian Budi Dharma mengatakan, penggunaan gas rumah tangga lebih efisien dan efektif dibandingkan elpiji 3 Kg dan 12 Kg. Sebab gas rumah tangga lebih murah dan layanannya 24 jam, seperti listrik dan PDAM. “Berapa yang dipakai, itu yang kita bayar. Selain itu untuk mendapatkannya tidak perlu mengantre lagi. Jadi gas rumah tangga ini lebih ekonomis,” ujar Dian Budi Dharma. (sumber: serambinews.com)
Redaksi/Editor: Amran