SumatraTimas.co.id — Sebanyak 20 tentara India terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan Cina di wilayah perbatasan Ladakh pada Senin (15/6) lalu.
Sementara 43 Tentara Pembebasan Rakyat atau PLA China, dikabarkan juga jadi korban. Intelijen AS menyebutkan setidaknya 35 tentara pembebasan rakyat tewas akibat bentrok. Dari China pula, tidak dirinci berapa jumlah yang meninggal dan terluka.
Tentara India tewas disebabkan tentara China menggunakan pentungan bergerigi paku. Jenazah tentara India yang dikembalikan tentara China, juga sudah dimutilasi.
Ketegangan di wilayah perbatasan India dengan China telah terjadi sejak Mei lalu.
Menurut para pejabat yang dikutip oleh media India, ribuan tentara China telah memaksa masuk ke lembah Galwan di Ladakh, wilayah Kashmir yang disengketakan.
Sejumlah laporan menyebut, pasukan China memasang tenda, menggali parit, dan memindahkan alat berat sejauh beberapa kilometer ke dalam wilayah yang dianggap India menjadi bagian dari teritorialnya, yakni di lembah Galwan di Ladakh.
Langkah pasukan Negeri Tirai Bambu itu dilakukan setelah India membangun jalan sepanjang beberapa ratus kilometer di wilayah tersebut yang terhubung ke sebuah pangkalan udara.
Pangkalan itu diaktifkan kembali pada 2008. Pengerahan pasukan Cina ke wilayah tersebut dianggap merupakan tindakan serius oleh India.
“Situasinya serius. Orang China telah memasuki wilayah yang mereka terima sendiri sebagai bagian dari India. Ini benar-benar mengubah status quo,” kata Ajai Shukla, seorang pakar militer India yang bertugas sebagai kolonel di kesatuan tentara, dikutip laman BBC.
Menurut dia, China telah merebut 60 kilometer persegi wilayah patroli India di daerah tersebut dalam satu bulan terakhir. India mengklaim China telah menempati 38 ribu kilometer persegi dari wilayahnya.
Namun China memiliki pandangan berbeda. Beijing justru menganggap India yang telah mengubah fakta di lapangan. China dan India memiliki perbatasan sepanjang 3.440 kilometer. Keduanya memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih.
Garis demarkasi yang memisahkan klaim wilayah kedua negara di Ladakh dikenal dengan Line of Actual Control (LAC).
Karena medan perbatasan berupa sungai, danau, dan tebing bersalju, garis pemisah itu dapat bergeser. Hal tersebut menyebabkan pasukan patroli perbatasan kedua negara kerap bersinggungan dan tak jarang memicu perkelahian atau kontak fisik.
Peristiwa demikian terjadi di banyak titik di sepanjang LAC. Namun belum ada di antara mereka yang melepaskan tembakan selama empat dekade terakhir. Selama itu pula tak ada korban yang tewas akibat bentrokan atau perkelahian antara pasukan patroli perbatasan kedua negara.
Oleh sebab itu, bentrokan yang terjadi pada Senin lalu cukup mengejutkan. Sebanyak 20 tentara India tewas. Pasukan China pun dilaporkan memiliki korban jiwa.
India telah menyalahkan Cina atas bentrokan yang terjadi Ladakh Timur. Ia menuding Beijing berusaha mengubah status quo daerah tersebut.
“Mengingat pendekatannya yang bertanggung jawab terhadap manajemen perbatasan, India sangat jelas bahwa semua kegiatannya selalu berada dalam sisi India dari LAC. Kami mengharapkan hal yang sama dari pihak Cina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava pada Selasa (16/6), dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut Srivastava, kedua negara telah membahas cara meredakan ketegangan melalui saluran militer serta diplomatik.
“Kami tetap yakin perlunya menjaga perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan serta penyelesaian perbedaan melalui dialog. Pada saat yang sama, kami juga berkomitmen kuat untuk memastikan kedaulatan dan integritas teritorial India,” ujarnya.
Intelijen AS Sebut 35 Tentara China Tewas
Konstelasi di antara dua negara dengan penduduk terbanyak di dunia, China dan India semakin mendidih dari hari ke hari.
Kedua negara masing-masing meningkatkan aktivitas militer di daerah Galwan. Galwan sendiri dikenal sebagai tempat kedua negara memperebutkan wilayah tersebut.
China sampai saat ini masih mengklaim beberapa wilayah di daerah tersebut merupakan miliknya dan hal itulah yang membuat India juga aktif untuk menempatkan kekuatan militer demi menjaga wilayahnya di Galwan.
Konflik antara India dan China kembali memercik setelah diperkirakan sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrok dengan tentara China di perbatasan.
Saat ini India sudah mengkonfirmasi ada tentaranya yang tewas akibat konflik di wilayah perbatasan, China hingga kini belum mengumumkan jumlah korban.
Namun demikian, menurut intelijen Amerika Serikat (AS), setidaknya ada 35 tentara China tewas akibat pertempuran tanpa senjata di wilayah Himalaya Barat.
Mengutip pemberitaan US News, sumber intelijen AS menyebutkan China tidak mengumumkan korban itu karena menganggap korban di antara pasukan mereka sebagai penghinaan bagi angkatan bersenjatanya.
Dan mereka belum mengkonfirmasi jumlah tersebut karena takut akan membuat musuh lain semakin berani menurut analisa sumber itu.
Sumber: TribunNews.com/republika.co.id
Editor: Amran