SumatraTimes.co.id – Penjualan mobil listrik diprediksi terus meningkat, dan menjadi pesaing utama mobil berbahan bakar fosil. Selain nantinya tak perlu isi bahan bakar di SPBU, dan recharge dapat dilakukan di rumah, harga mobil listrik juga diprediksi semakin murah, disebabkan digerakkan dengan dinamo, yang bersumber dari baterai.
Baru-baru ini Toyota Motor Corporation meluncurkan mobil listrik mungil dengan dua tempat duduk, C+pod, 25 Desember 2020.
Mobil ini sementara dijual terbatas untuk pelanggan korporat, pemerintah daerah, dan lainnya dengan harga 1,650 juta yen untuk varian X dan 1,716 juta yen varian G, atau setara Rp 224,7 juta dan Rp 233,7 juta dengan kurs saat ini 1 yen = Rp 136,22. Harga ini sudah termasuk insentif pajak konsumsi.
Bentuknya yang mungil ini memiliki dimensi yang tak jauh berbeda dengan mobil listrik Wuling Mini EV. Bedanya, Mini EV dijual dengan harga murah meriah, mulai (setara) Rp 60 jutaan. Nah, bagaimana perbandingan keduanya?
Dimensi
C+pod memiliki dimensi panjang 2.490 mm, lebar 1.290 mm, dan tinggi 1.550 mm. Sedangkan Mini EV memiliki dimensi panjang 2.917 mm, lebar 1.493 mm, dan 1.621 mm. Dari data itu, Mini EV lebih panjang 427 mm, lebih lebar 203 mm, dan lebih tinggi 71 mm.
Harga
Secara harga jelas mobil milik Wuling ini dijual jauh lebih murah. Mulai 28.800 yuan (setara Rp 61 jutaan) hingga 38.800 yuan (Rp 81 jutaan). Sedangkan Toyota C+pod dijual tiga kali lipat lebih mahal, Rp 224,7 hingga Rp 233,7 juta.
Daya Jelajah
C+pod dilengkapi baterai 9,06 kWh dengan kemampuan jelajah (jarak tempuh) 150 kilometer (WLTC). Mini EV punya dua pilihan baterai berkapasitas 9,6 kWh dan 13,8 kWh dengan daya jelajah 150-200 kilometer.
Tenaga
C+pod memiliki motor listrik dengan daya maksimum 9,2 kW (12,3 hp) dan torsi maksimum 56 Nm dengan kecepatan maksimum 60 kilometer per jam.
Motor listrik Mini EV sanggup menghasilkan daya 27 hp dan torsi maksimum 85 Nm dengan kecepatan puncak 100 kilometer per jam.
Fitur Keamanan
C+pod dilengkapi dengan fitur keselamatan baru untuk mobilitas ultra-kompak, sesuai dengan standar kendaraan mini. Menggunakan struktur yang secara efisien menyebarkan dan menyerap energi tumbukan ke berbagai komponen, dan memastikan keselamatan jika terjadi benturan depan, samping, atau belakang. Mengurangi dampak apapun pada pejalan kaki dalam tabrakan dengan struktur bodi kendaraan yang mengurangi cedera pejalan kaki.
Sistem Keamanan Pra-tabrakan disertakan sebagai standar untuk mendeteksi kendaraan lain (siang dan malam), pejalan kaki (siang dan malam), dan pengendara sepeda (siang). Sonar cerdas dengan rem pembantu parkir juga disertakan untuk membantu menghindari tabrakan, atau mengurangi kerusakan, dengan dinding dan penghalang lainnya selama operasi kecepatan rendah. Secara keseluruhan, kendaraan memiliki peralatan lengkap untuk mendukung berkendara yang aman setiap hari.
Mini EVi dilengkapi dengan sistem manajemen baterai cerdas, serta teknologi pra-pemanasan suhu rendah dan insulasi baterai. MINI EV diklaim telah menerima peringkat IP68 (tahan air) dan tahan debu canggih dan telah melalui 16 uji keamanan yang ketat. Fungsi baterai dapat dipantau dari jarak jauh melalui aplikasi smartphone. 57 persen struktur bodi Wuling Mini EV menggunakan komponen baja.
Di sektor keamanan dan keselamatan, lebih dari 57 persen bodi Mini EV terdiri dari baja berkekuatan tinggi. Model ini juga dilengkapi dengan sistem anti-lock brake system(ABS) dengan electronic brake-force distribution (EBD), sistem pemantauan tekanan ban (TPMS) dan radar untuk mundur. Kursi belakang dilengkapi dengan dua pengait kursi keselamatan anak ISOFIX.
Wuling Mini EV saat ini menjadi mobil listrik dengan penjualan terbanyak di Cina. Rata-rata penjualan Mini EV sejak dipasarkan pada Juli lalu mencapai 15 ribu hingga 20 ribu unit per bulan, mengalahkan penjualan Tesla Model 3 di Cina dengan rata-rata 11 ribu – 12 ribu unit per bulan.***
Sumber: tempo.co
Editor: amran