SumatraTimes.co.id – Seorang siswi SMK di wilayah Siantan, Anambas, Kepulauan Riau, yang sempat putus sekolah gara-gara trauma setelah di-bully guru agamanya. Kini, setelah pindah sekolah, dan siswi tersebut bersedia sekolah lagi.
AR, inisial siswi tersebut, warga setempat, diteriaki ‘lonte’ oleh guru agamanya, Sukimin. Sukimin meneriaki AR lonte ketika terlihat berboncengan dengan seorang siswa pada 7 Januari lalu.
AR pun trauma. Kejadian tersebut bukan yang pertama. Dia mengaku sudah lama kerap di-bully oleh guru agamanya itu.
Setelah kejadian 7 Januari itu, AR sempat tak mau bersekolah lagi. Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri turun tangan. Mendampingi pemulihan mental AR dan mencarikan sekolah baru.
Setelah hampir sebulan berusaha, akhirnya ada sekolah baru untuk AR. Dia diterima untuk melanjutkan pendidikannya di sebuah SMK Negeri di Kota Tanjung Pinang.
Diterimanya AR ini di sekolah tersebut melewati tahapan yang cukup panjang. Keperluan administrasi berupa surat pindah dan rapornya sempat tidak dikeluarkan pihak sekolah lamanya.
Ketua KPPAD Kepri Erry Syahrial mengatakan pihaknya mengeluarkan rekomendasi yang disetujui oleh Komisi IV DPRD Kepri yang bertujuan agar siswi AR bisa melanjutkan sekolahnya yang tinggal beberapa bulan lagi lulus dari SMK.
“AR wajib melanjutkan sekolahnya, bahkan pihak KPPAD Provinsi Kepri akan terus gencar mensosialisasikan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan,” ujar Erry.
Erry menuturkan, hasil rapat Komisi IV DPRD Provinsi Kepri dengan para pihak memutuskan bahwa si guru agama, Sukimin, diberi sanksi ringan berupa surat peringatan pertama.
Erry berharap hal serupa tidak terjadi lagi bully terhadap anak didik yang dilakukan oleh guru. (Sumber: detiknews)
Redkasi/Editor : Amran