APLAL – Musim kemarau panjang yang melanda hampir diseluruh tanah Nusa Tenggara Timor (NTT) kali ini bukan hanya membuat keringnya air sungai, dan tandusnya tanah. Cuaca panas yang terik juga membuat rerumputan dan pepohonan mati.
Jelas hal ini juga berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat NTT. Terlebih masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak. Mereka sangat bergantung pada kelancaran air untuk sawah, dan rumput segar untuk pakan ternak sapi dan kambing.
Ada sebagian kota yang kelebihan air (banjir) sering dibahas dan di tayangkan diberita televisi Nasional namun tak disadari ada pula yang sangat kekurangan air namun tidak pernah di ekspose media. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk mengatasi kekecewaan sebagian besar masyarakat di NTT ini
Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infantri (Yonif) 132/BS, yang saat ini melaksanakan pengamanan perbatasan antara Republki Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik of Timor Leste (RDTL) merasa bertanggung jawab, dan segera mengambil langkah sesuai dengan pedoman dan Delapan Wajib TNI yang salah satunya adalah sebagai pengayom dan membantu mengatasi kesulitan rakyat disekelingnya.
Satgas dari Batalyon Infanteri 132/BS yang di datangkan dari Sumatera – Riau menempuh 12 hari perjalanan laut untuk tiba di bumi NTT dengan jumlah lebih kurang sekitar 400 orang yang tersebar di tiap-tiap pos sepanjang perbatasan ini mendapatkan perintah untuk melaksanakan pengamanan perbatasan. Selain itu tugas pokok mereka adalah sebagai tonggak utama dalam membantu kesulitan dan kesusahan yang dirasakan oleh seluruh warga NTT ini.
Komandan Satuan Tugas (Dan Satgas) Mayor Infanteri Wisyudha Utama, sebagai Komandan pemimpin Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) tampak memberikan atensi dan penekanan
“Kita disini sebagai pelayan masyarakat bukan kita yang dilayani jangan pernah kita bersikap seperti raja,” ujar Mayor Infanteri Wisyudha Utama, usai memberikan pengarahan kepada seluruh prajuritnya, Senin kemarin, (21/09/19).
Atas dasar tersebut Komandan Pos (Danpos) Alpal Letnan Dua Infanteri Sumarlin Nasution, beserta 13 anggotanya yang melihat langsung kesulitan akan air dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aplal bahkan untuk keperluan makan, dan minum membuat Danpos mengambil langkah perspektif.
Pos Aplal yang beruntung mendapat kelancaran air memilih untuk berbagi sumber air kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Danpos melaksanakan koordinasi kepada tokoh masyarakat siang itu
“Minta tolong Bapak agar kiranya Bapak berkenan untuk mencarikan tangki besar untuk penampungan air yang nantinya juga sebagai keperluan masyarakat kita agar lebih mudah mengambil air,” jelas Danpos, dan di amini perwakilan tertua masyarakat Aplal, Bapak Dominikus Anin.
Selang beberapa jam saja tangki air jenis polly tank yang bisa menampung lebih kurang 1.100 liter air tiba di pos, dan disambut langsung Danpos beserta anggota pos, dan dilanjutkan foto bersama sebagai bukti wujud terima kasih atas parsitipasi, dan kesigapan tokoh-tokoh masyarakat desa Aplal dalam membantu masyarakat di desanya.
Berkat tangki air yang senantiasa terisi penuh setiap saat membuat masyarakat tak peduli tua dan muda lelaki maupun wanita dipersilahkan masuk dan mengambil air untuk keperluan dapur mereka. Bahkan tak jarang saat sore hari tampak mereka harus mengantri untuk mengisi jerigen mereka dengan air bersih yang tersedia di Pos Aplal ini.
“Kami harap sedikit langkah kecil ini dapat sedikit membantu saudara-saudara kita ini dalam mengatasi kesulitan air,” tutup Danpos Aplal. (hendri)
Editor: Amran