KENDARI – Immawan Randy, mahasiswa Universitas Halu Oleo ( UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, positif tewas karena luka tembak di dada saat demo di gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019).
“Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam. Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam,” kata dokter Yudi Ashari yang menangani korban di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, Kamis malam, sebagai mana dikutip dari kompas.com.
Yudi mengatakan, untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil otopsi. Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
“Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia,” ujar Yudi.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart, mengatakan dalam pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sultra, pihaknya membekali anggota dengan tameng, tongkat, water canon, dan gas air mata.
“Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet, maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini. Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari,” kata Harry kepada sejumlah awak media di sekitar Gedung DPRD Sultra.
Dalam aksi demo rusuh itu, ada 15 orang terluka, dan dilarikan ke rumah sakit. 15 orang itu di antaranya 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 polisi. Selain itu ada beberapa fasilitas yang dibakar, seperti gedung DPRD dan motor.
Sebelumnya diberitakan, satu mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Randy (21), tewas saat demo di DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart, mengatakan tewasnya mahasiswa itu terjadi saat kerusuhan di depan Gedung DPRD Sultra. Saat itu mahasiswa sedang berdemo mulai pukul 11.30.
“Kami mengawal Ketua DPRD Provinsi (Sultra) bersama anggota DPRD lain menemui mahasiswa,” ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis.
Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahasiswa untuk melakukan audensi. Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu. Namun, tak berapa lama massa terbelah. Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.
Sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka. Mahasiswa itu di bawa ke Rumah Sakit Korem yang paling dekat denga DPRD Sultra untuk mendapat perawatan.
“Pada saat dibawa dan sudah berada di Korem, dan dilakukan tindakan medis dokter Korem, (mahasiswa ) sudah meninggal,” ujar Harry.
Dikutip dari Kompas.com, seorang lagi mahasiswa UHO Kendari, juga tewas akibat benda tumpul di kepala. Korban adalah Muhammad Yusuf Kardawi (19), mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Ia meninggal dunia, Jumat (27/9/2019).
Yusuf merupakan korban tewas ke dua dalam demo di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis kemarin.
“Iya, pasien Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, meninggal dunia sekitar pukul 04.00 Wita,” kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto, seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Editor : Amran