SumatraTimes.co.id – Geliat investasi akan kembali berjalan, jika permasalahan Covid-19 telah selesai di Batam.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, yang juga Wali Kota Batam H Muhammad Rudi, Jumat (3/7/2020).
Meski Pemerintah masih berjuang mengentaskan perkembangan kasus Covid-19, aktivitas industri di Batam masih tetap berjalan hingga saat ini. Rudi mengatakan, hal itu karena Pemerintah Kota Batam tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berpotensi menutup seluruh kegiatan perekonomian.
“Kegiatan industri tidak kita tutup, tetapi dengan menerapkan physical distancing. Alhamdulillah, sudah mulai dari (zona) merah jadi kuning dan hijau kembali,” ujar Rudi.
Menurutnya, upaya-upaya untuk mempermudah urusan perizinan dan investasi sudah mulai diterapkan sejak tahun lalu. Salah satunya adalah dengan menerapkan Online Single Submission (OSS) untuk kemudahan perizinan usaha satu pintu.
Selain itu, terkait kemudahan perizinan lalu lintas ekspor dan impor, Pemerintah juga tengah menyiapkan sistem aplikasi yang dapat mengintegrasikan perizinan ekspor impor, bukan hanya oleh BP Batam, tetapi juga Bea Cukai, dan instansi terkait lainnya.
“Menggunakan aplikasi baru, sehingga apabila orang mau berinvestasi ekspor maupun impor cukup melalui satu pintu saja, maka urusannya sudah selesai,” ujar Rudi.
Penerapan sistem satu pintu ini bertujuan untuk mempermudah akses perizinan usaha dan lalu lintas barang di Batam. Dengan demikian, maka diharapkan geliat ekonomi kian berkembang, meski tengah menghadapi pandemi.
Diakuinya, di tengah pandemi, tidak ada perusahaan yang melakukan relokasi usaha ke luar wilayah Batam. Bahkan, karena sektor perindustrian tetap berjalan, sejumlah perusahaan yang menutup kegiatan di negara-negara lain, menambah kegiatan produksi di cabang perusahaannya di Batam.
“Saya kira di Batam kan tidak ada relokasi ke luar, karena sejak awal tidak kita lakukan PSBB, sehingga kita menjaga agar investasi tetap bertahan,” tambah Rudi.
Permintaan Tenaga Kerja Meningkat
Ada sekitar 30 perusahaan yang berdiri di kawasan industri Panbil, Muka Kuning, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam. Beberapa di antara perusahaan di kawasan ini nyatanya telah meningkatkan permintaan tenaga kerja selama masa Covid-19.
Hal ini diketahui saat Plt Gubernur Kepri, Isdianto didampingi Wali Kota Batam, HM Rudi meninjau protokol kesehatan ke lokasi perusahaan di kawasan industri itu, Jumat (19/6/2020).
CEO Panbil Group, Johannes Kenedy, membenarkan, adanya peningkatan permintaan tenaga kerja di sejumlah perusahaan di kawasan ini.
Tak tanggung-tanggung, jumlah peningkatan permintaan tersebut mencapai 10 persen selama Covid-19. Hal ini, menurutnya, merupakan hikmah dari adanya wabah pandemi Covid-19 di Kota Batam.
“Dampak positifnya, ada peningkatan kapasitas produksi selama Covid-19, sehingga tidak ada pengurangan tenaga kerja. Bahkan, malah tambah permintaan,” terang Johannes, ditemui di lokasi PT. TDK Electronics, Kawasan Industri Panbil, Jumat.
Peningkatan ini disebabkan, banyak perusahaan yang memiliki cabang baik di Singapura maupun Malaysia. Sehingga, apabila kegiatan industri perusahaan di kedua negara luar tersebut tutup, maka kapasitas produksi dibebankan pada perusahaan di Batam, Kepulauan Riau.
Karena itu, kapasitas produksi perusahaan di Batam bertambah pesat. Alhasil, kebutuhan pasokan tenaga kerja untuk kegiatan operasionalpun meningkat.
Selain itu, terkait bahan baku, sebagian besar perusahaan yang semula bergantung pada China untuk pengiriman bahan bakunya, kini justru beralih sumber pada negara-negara lain, seperti Vietnam.
Hal ini disebabkan, pengiriman bahan baku dari China sempat mengalami kendala selama masa Covid-19. Sehingga, banyak perusahaan yang kemudian memanfaatkan produk dan jasa dari negara-negara ASEAN lain.
“Awal-awalnya ada yang sempat kesulitan untuk pengiriman yang dari China, tapi pada pertengahan Maret-April kemarin dapat diselesaikan, karena ada pengganti sumber bahan bakunya,” tambah Johannes.
Sebelumnya diberitakan, Plt Gubernur Kepri, Isdianto didampingi Wali Kota Rudi Batam meninjau beberapa perusahaan di 3 kawasan industri Kota Batam, Jumat (19/6/2020).
Dimulai dari titik kumpul kantor Graha Kepri, Batam, agenda ini dimulai pukul 13:30 WIB dan turut diikuti oleh Muspida Kota dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau..
Adapun tiga perusahaan yang dikunjungi adalah PT TDK Electronic Indonesia di Kawasan Industri Panbil, PT Scheneider Electronic Manufacturing Lot 4 di Kawasan Industri Batamindo, dan PT Amtek di Kawasan Cammo Industrial Estate.
Kunjungan ini dalam rangka peninjauan protokol kesehatan selama new normal di lingkungan kawasan industri Kota Batam.
Dari hasil tinjauan ke tiga perusahaan di kawasan industri Batam, Plt Gubernur Kepri, Isdianto menyebut, rata-rata penerapan New Normal tidak berpengaruh pada produktivitas di perusahaan yang didatangi itu.
“Di bawah bimbingan pak wali, perusahaan ini semua berfokus dalam melakukan protokol kesehatan. Terbukti, semua perusahaan yang kita tanya, rata-rata tidak ada pengaruh terhadap tingkat produksi mereka,” ujar Isdianto, di lokasi PT TDK Electronics, Komplek Industri Kabil, pada Jumat (19/6/2020).
Terkait penerapan protokol kesehatan, Isdianto mengakui dari hasil kunjungan itu, semua perusahaan bisa dipastikan telah menjalankan protokol kesehatan.
Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan petugas kesehatan sendiri di masing-masing lingkungan perusahaan.
“Setiap perusahaan ini ternyata ada tim kesehatannya sendiri ya. Kalau semisal ada yang sakit, akan dirawat di klinik milik perusahaan itu masing-masing,” tambah Isdianto.
Perawatan di klinik perusahaan itu juga gratis, tanpa dipungut biaya bagi karyawan. Hal ini menjadi salah satu bentuk kesigapan perusahaan dalam menjaga kondisi kesehatan yang kondusif di lingkungan perusahaan.
“Saya lihat, perusahaan juga ikut menjaga betul tentang kesehatan dari karyawan, sehingga tidak ada pengurangan,” ujarnya.
Ditanya lebih lanjut perihal produktivitas perusahaan, Isdianto mengaku senang. Sebab dari tinjauannya, produktivitas di sektor industri justru meningkat.
“Produktivitas justru meningkat di masa Covid-19 ini, luar biasa,” pungkasnya.
Menurutnya, produktivitas yang meningkat ini disebabkan, Pemerintah Kota Batam tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sebab, apabila PSBB jadi diterapkan di Kota Batam, maka sektor industri diprediksi akan mati total, dan produktivitas menjadi menurun.***
Sumber: Tribun Batam
Editor: amran