Sumatratimes.com.Rokanhilir – Setelah sukses mengadakan Bimtek Keluar daerah (Batam),beredar kabar bahwa Para aparatur Penghulu yang ada di Kabupaten Rokanhilir kembali mewacanakan acara study banding Ke Pulau Bali.
Demikian di sampaikan Ketua LSM Lira Kab Rohil Zacky Al Masry di Kantor sumatratimes.com jalan perniagaan Selasa semalam (31/07).
Seraya menyayangkan jika kegiatan ini setiap tahunnya terus berlanjut maka layak di duga dinas terkait turut serta berkolaborasi mensukseskan studi banding tersebut.
Padahal tambah ketua LSM Lira Zacky Al masry, Daerah Kabupaten Rokanhilir sedang mengalami Defisit anggaran dan sewajarnya lah kalau dana yang ada di pergunakan dengan maksimal.
Melihat kondisi itulah, LSM Lira akan meminta pihak Dinas harus tegas memberitahukan kepada pihak kepenghuluan terkait supaya kedepannya transparansi dalam menggunakan anggaran bimtek yang menghabiskan anggaran dengan nominal rata rata Rp15 juta – Rp 20 Juta perdesa.
Parahnya lagi sebut Ketua LSM Lira,Perusahaan yang menyelenggarakan bimtek terdahulu (Bimtek di Batam) yakni Perusahaan Bahana Mulya Dharma di duga tidak terdaftar di Asosiasi Lembaga Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang di singkat Alpeksi.
“ Ini Bupatinya kemana,masa anak buahnya mengadakan bimtek keluar kota terus, kami menduga kegiatan ini hanya kegiatan Traveling atau jalan jalan cuci mata saja,kemudian lagi seefektif manakah kegiatan yang di laksanakan tersebut terhadap pembangunan Desanya yang sampai saat ini masih ada beberapa desa yang anggaran nya belum cair. Tuturnya.
Lebih lanjut Zacky memberikan solusi supaya Dinas PMD Rohil bersikap bijak dalam membantu kinerja Bupati Rokanhilir dalam memajukan Daerah.
“ Kita meminta pihak PMD harus teliti mengevaluasi pengelolaan dana desa dan berupayalah semaksimal mungkin agar dana desa dapat di gunakan seutuhnya buat desa dan memfaatnya di rasakan langsung oleh masyarakat.tandasnya.
Terpisah Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) ketika di konfirmasi mengaku tak tau kalau gelombang ke tiga ini sejumlah para aparatur Kepenghuluan berencana melaksanakan Bimtek ke Bali namun Jasriyanto membenarkan kalau sebelumnya aparatur memang Studi banding Ke Batam.
“Maaf telat…..dengan adanya info ini…..saya lagi cari tahu,Betul sebagaimana kegiatan mereka tertuang (aparatur desa) dalam RAB nya sebut Kadis PMD Rohil Jasriyanto.
Dia menjelaskan bahwa aparatur ke Batam bukan lah study banding melainkan adalah kegiatan Bimtek sebab lanjut Kadis mereka melapor ke dinas bimtek sistim perencanaan anggaran dan mekanisme pertanggung jawaban dan itu program yang sudah tertuang dalam apbdesnya.
Pihak PMD sebut Jasrianto tidak merekomendasi dan juga tidak bisa menghalangi karena mereka mereka yang nyusun anggarannya berdasarkan musyawarah di kepenghuluannya
Disatu sisi peningkatan SDM perlu guna melaksanakan, mempertanggung jawabkan anggaran, pelaporan
“Disisi lain di OPD kegiatan terbatas disebabkan minimnya anggaran daerah kita saat ini…nyarisi bisa dibilang fokus saat ini rutin saja, misal listrik, atk, air, telp dll, sementara bagaimana kesiapan desa dalam mengelola dana desa menjadi penilian dari pempus. Tandas nya panjang lebar.(R1).