SumatraTimes.co.id – Belakangan ini China kerapkali berpatroli di Laut China Selatan, bahkan masuk ke Laut Natuna Utara.
Akibat ulahnya ini, banyak negara yang merasa tak nyaman, tidak saja Indonesia, juga Amerika, dan negara-negara di Asia, Eropa, Amerika dan negara Asean.
China selalu mengklaim bahwa 80% dari Laut China Selatan adalah merupakan wilayahnya. Hal ini atas dasar Sembilan Garis Putus-Putus yang dibuat-buat oleh China.
Akan tetapi, Filipina akhirnya menggugat sembilan garis putus-putus ini yang pada akhirnya klaim China atas dasar nine dash line itu ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Permanen.
Ketika China mulai melakukan intervensinya di Laut China Selatan, Indonesia termasuk negara yang tidak banyak memberikan protes.
Hal ini karena Indonesia memiliki perjanjian hukum Internasional sendiri. Akan tetapi, Indonesia tetap waspada akan kemungkinan China mencaplok wilayah Indonesia yaitu pulau Natuna.
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan tempur dari personel dan sebagai uji kesiapan operasional, Militer Indonesia mengadakan latihan di Laut China Selatan.
Latihan ini dipimpin oleh Komandan Guspurla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI Dato Rusman SN SE MSi. Dirinya adalah selaku CTF 20 onboard yang ada di KRI Jhon Lie-358 di Perairan Laut Natuna pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Latihan ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu Harbour Phase (19-20 Oktober 2020) di Dermaga Sabang Mawang dan Sea Phase (21-22 Oktober 2020) di Perairan Natuna.
Latihan Gundala Sakti-20 ini melibatkan dari 4 KRI. Empat KRI itu adalah KRI Jhon Lie-358, KRI Sutanto-377, KRI Cut Nyak Dien-357, dan KRI Wiratno-379, dan 1 Pesawat Udara Patroli Maritim P-8303/CN-235.
Pelatihan yang digelar adalah latihan peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, dan latihan komunikasi dan manuver taktis.
Tak hanya itu, terdapat latihan sharing pula dengan pesawat patroli maritim untuk mengoptimalkan kemampuan dalam hal deteksi pada saat operasi.
Dalam hal kerjasama anta pesawat patroli maritim dengan KRI, diharapkan dapat meningkatkan taktik dan strategi operasi pada saat di lapangan dan sedang menghadapai tantangan yang dinamis.***
Sumber: Pikiran Rakyat
Editor: amran