PANIPAHAN- Gelandang Permainan (gelper) yang mana berkedok permainan anak-anak yang masih eksis beroperasi di wilayah Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) nampaknya luput dari operasi dan juga pemeriksaan aparat terkait di Kecamatan Pesisir Rohil itu. Meski sempat tutup karrna didemo kini kembali membuat masyarakat resah dan melaporkan ke Bupati Rohil.
Demikian dikatakan Ketua Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kecamatan Pasir Limau Kapas (HPPMP) Pekanbaru Wais Alqurni didampingi Presiden Hipemarohi Yusrial , Kamis (31/1) kemarin. “Kita sudah laporlan kepak Bupati dan langsung datang kerumah Bupati kemaren hari Rabu. Saat itu juga Bupati menelpon Kapolsek Panipahan meminta untuk ditutup,” kata Wais.
Wais bersama rekan mahasiswa lainnya disambut baik oleh Bupati dan menjelaskan kondisi Panipahan saat ini dengan beroperasi gelper yang membuat banyak pihak yang resah kususnya masyarakat. “Kalau masih nekat juga buka maka kita akan surati Polda Riau,” tegas Wais.
Salah satu tempat gelper bernama “Game Zone” yang masih beroperasi tanpa pernah diperiksa dan dirazia oleh pihak terkait. Gelper yang berkedok permainan anak-anak ini eksis dan bebas beroperasi meski diduga sebagai tempat perjudian terselubung.
Lokasinya juga strategis terletak di Jalan Darma Panipaham bersebelahan dengan Hotel Dragon. Kerap kali banyak kalangan anak-anak yang nekat bermain pada jam sekolah dan pada malam hari.
Pihaknya sangat mengkritisi adanya pembiaran terhadap perjudian yang terselubung berkedok atau menggunakan plang nama permainan anak-anak.
“Arena judi ini sudah diduga merupakan tindak pidana yang mengarah ke kriminal. Jika tidak ada oknum aparat setempat yang melindungi judi terselubung ini saya rasa dengan mudah menghapus bahkan menutup gelper yang berkedok permainan anak-anak tersebut,” kata Wais.
Menurutnya, Gelper di Panipahan selama ini dengan santai buka tutup. Begitu ada instruksi membersihkan arena judi, semua gelper berkedok arena permainan anak itu langsung tutup dan jika situasi sudah tenang mereka kembali buka.
Padahal aksi besar-besaran telah dilakukan oleh para ulama tahun lalu tapi hanya ditutup sebentar sama halnya dengan tempat karaoke yang diduga menyediakan penari juga buka tutup.
“Arena berkedok permainan anak-anak dan keluarga, kerap dijadikan kaum dewasa baik laki-laki maupun perempuan untuk mengadu nasib. Ditambah lagi akan semakin meningkat kriminalitas jika gelper ini masih tetap dibuka. Kami mendukung jika pihak Kepolisian melakukan tindakan tegas menutup seluruh gelper yang ada di Palika ini,” tegasnya. (R2)