ROHIL – Pengusaha galangan kapal kayu asal Pulau Halang, Ong Chong Liong, atau biasa dikenal dengan O Liong, Kamis, 30 Mei 2019, kemarin meninggal dunia di Kota Bagansiapiapi. Ong Chong Liong, dikenal sebagai salah seorang pengusaha sukses, pemilik galangan kapal kayu dan sarang walet, di Kota Bagansiapiapi.
Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Perdagangan, Kota Bagansiapiapi, jenazah almarhum Ong Chong Liong atau O Liong, pada Kamis, 6 Juni 2019, di kebumikan di pemakaman umum masyarakat Tionghoa di Jalan Pusara Hilir, Kamis, 6 Juni 2019. Ribuan warga mengantarkan jenazah O Liong ke tempat peristirahatan.
Ramai sanak famili kerabat, handai-taulan dan saudara-mara O Liong, dari berbagai daerah di Rohil, Riau dan provinsi.lainnya datang melayat, memberikan penghormatan, serta menyembayangi almarhum.
Ketua Yayasan Multi Marga Indonesia Rohil Rendi Gunawan, mengatakan almarhum meninggal pada usia 69 tahun disebabkan komplikasi sakit jantung dan ginjal. Rendi mengatakan masyarakat Bagansiapiapi merasa kehilangan sosok tokoh masyarakat yang perlu diteladani. Meski dikenal sebagai pengusaha galangan kapal kayu yang sukses, kehidupan sehari-hari almarhum O Liong jauh dari kesan mewah.
“Kita merasa kehilangan seorang tokoh masyarakat yang baik dan sosial, yang semasa hidupnya sering banyak bantu orang, baik dalam keadaan sakit, beliau tetap bantu. Kalau ada masyarakat yang sakit beliau bantu obat, bantu swcara materi, serta berbuat sosial, dan kepada masyarakat pada umumnya,” kata Rendi Gunawan, di tengah prosesi arakan pemakaman almarhum O Liong.
Dikatakan Rendi, ia kenal O Liong sekitar 30 tahun lalu. Aktifitas beliau dari masa muda awal dulu di mulai di Pulau Halang, sebagai pengusaha galangan kapal, dan pemasok garam. Kemudian, O Liong, sebut Rendi, pindah ke Bagansiapiapi, serta mendirikan tempat usaha galangan kapal dan garam. Aktivitas sehari-hari O Liong, sampai meninggal, berada di pelabuhan dan usaha dok kapal miliknya di Jalan Pelabuhan Baru.
“Prosesi sembahyang melepas kepergian almarhum, pertama sembahyang keluarga, kemudian saudara, famili, kerabat dari kelenteng dan dari vihara. Usai sembahyang pelepasan dari depan rumah duka, dilanjutkan jalan sampai di depan Sekolah Wahidin. Berhentian sejenak di Sekolah Wahidin, kemudian bergerak ke pemakaman,” jelas Rendi, mengenai prosesi pelepasan jenazah almarhum O Liong.
Di pemakaman umum masyarakat Tionghoa di Jalan Pusara Hilir, sebut Rendi, jenazah O Liong ditempatkan di atas tanah, dan dibiarkan menjadi tulang-belulang. Tulang-belulang O Liong nantinya akan ditempatkan berdampingan dengan istri yang sudah lebih dahulu meninggal.
“Almarhum meninggal disebabkan sakit jantung dan ginjal dalam usia 69 tahun,” pungkas Rendi Gunawan, sebab menijggalnya almarhum O Liong. (St2)