JAKARTA – Berita membanggakan datang dari Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang meraih prestasi di ajang International Physics Olympiad (IPhO) ke 50 di Tel Aviv Israel, tanggal 7-15 Juli 2019.
Dikutip dari kompas.com, IPhO merupakan kompetisi tahunan dalam bidang fisika untuk siswa sekolah menengah (SMA) yang melibatkan kontes teori dan eksperimental individu dalam fisika.
IPhO ke-50 tahun ini diorganisasikan dan didukung Kementerian Pendidikan Israel, serta Sekolah Fisika dan Astronomi di Universitas Tel Aviv menjadi tuan rumah Olimpiade, dan bertanggung jawab atas program akademiknya.
Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih 4 medali perak dan 1 medali perunggu. Satu medali perak diraih Daffa Fathani Adila, dari SMA Negeri 8 Jakarta.
Sedangkan 4 medali perak masing-masing diraih, Gusti Putu Surya Govinda Atmaja dari SMA Kesatuan Bangsa, Yogyakarta, Ivander Jonathan Marella Waskito, SMA Mawar Sharon Christian School, Surabaya, Nixon Widjaja, dari SMAK IPEKA Plus BSD, Tangerang, dan Yuwanza Ramadhan, dari SMA Negeri 1 Depok.
Tim Olimpiade Fisika Indonesia ini merupakan upaya mandiri sebab Pemerintah Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah memberangkat tim fisika nya ke event EuPhO (European Physics Olympiad). EuPhO tahun 2019.
Ini adalah event yang ke 3 yang diselenggarakan di Riga, Latvia. Acara EuPhO diikuti 35 negara dengan jumlah delegasi lebih dari 250 orang.
Setelah peserta mengikuti tahapan tes Fisika Eksperimen dan Fisika Teori dilanjutkan dengan tahapan koreksi oleh tim juri dan moderasi nilai, Dalam kompetisi ini, Tim Olimpiade Fisika Indonesia memperoleh raihan prestasi 1 medali emas, 2 perak dan 2 perunggu.
“Hasil cukup baik ya. Hasil 4 perak dan 1 perunggu menunjukkan bahwa secara umum tim Indonesia cukup merata dan kuat. Secara umum prestasi siswa meningkat dari APhO ke EuPhO ke IPhO,” ujar Hendra Kwee dari Yayasan Simetri, yang mendampingi persiapan tim fisika Indonesia saat dihubungi Kompas.com (15/7/2019).
Ia menambahkan walaupun secara formal Yayasan Simetri tidak bekerja sama dengan Kemendikbud untuk persiapan tim, pihaknya merasa senang sinergi ini mendorong prestasi siswa Indonesia. Hendra menyampaikan meski waktu persiapan menghadapi IPhO terbilang pendek, namun para siswa berangkat dengan bekal yang cukup mengingat rangkaian persiapan ke Asian Physics Olympiad dan European Physics Olympiad yang telah dilakukan merupakan persiapan juga ke IPhO.
“Kebanyakan pimpinan tim setuju bahwa APhO (kompetisi Asia) paling sulit. Ini karena negara peserta APhO kebanyakan negara kuat. Sistem medali olimpiade fisika berdasarkan statistik. APhO merupakan persiapan IPhO sehingga soal lebih sulit baik untuk persiapan,” jelas Hendra.
Hendra menyampaikan informasi, delagasi tim olimpiade fisika Indonesia yang dipimpin Syamsu Rosid dari Universitas Indonesia, dari Israel akan tiba kembali di Tanah Air, 16 Jul 2019 siang pukul 13.05 WIB.
Editor : Amran