JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim sebanyak 94 guru untuk mengajar di sejumlah Community Learning Center yang ada di Malaysia.
“Pengiriman guru ini merupakan upaya untuk memenuhi hak asasi anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dasar,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendi, saat melepas para guru di Jakarta, Kamis.
Para guru tersebut akan mengajar di CLC yang terdapat di ladang atau perkebunan yang ada di Malaysia. CLC merupakan wadah bagi anak asal Indonesia yang orang tuanya bekerja di ladang.
Sebagian besar anak-anak yang dilahirkan di perkebunan itu statusnya menjadi ilegal karena tidak memilki dokumen yang sah. Persoalan di atas menjadi kompleks ketika anak-anak tersebut memasuki usia sekolah.
Anak-anak tidak dapat mendaftar pada pendidikan formal karena tidak memiliki dokumen resmi. Solusinya, dibangun CLC sebagai upaya memenuhi hak asasi anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dasar.
Mendikbud meminta para guru untuk bekerja keras dalam mendidik anak-anak Indonesia di Malaysia. Selain itu dia juga meminta agar para guru tidak memiliki persoalan hukum di negara orang.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano, mengatakan pada tahun ini terdapat sebanyak 2.932 pendaftar yang ikut seleksi.
“Ini merupakan upaya pemerintah agar dapat memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak Indonesia di luar negeri,” kata Supriano.
CLC sendiri, kata Supriano, baru ada untuk tingkat SD dan SMP. Sedangkan untuk jenjang SMA, pihaknya mendekatkan para siswa tersebut untuk belajar di SMA yang ada di daerah perbatasan.
Saat ini terdapat setidaknya 50.000 anak-anak Indonesia usia sekolah di Malaysia. Pada tahun ini, Kemendikbud mendorong setidaknya 18.000 anak untuk sekolah di CLC.
Redaksi / Editor : Amran