Sumatratimes.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Kantor Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau ( Kepri), kembali mengingatkan warga Kepulauan Riau (Kepri) untuk selalu waspada.
Sebab, BMKG memperkirakan wilayah Kepri akan diguyur hujan seharian hingga tiga hari ke depan.
Dalam pantauan satelit peramal cuaca (forecaster) BMKG Hang Nadim terungkap, sebagian wilayah Kepri akan diguyur hujan lebat yang disertai angin kencan dan petir, bahkan hujan tersebut terjadi seharian, sama seperti yang terjadi pada Senin (9/12/2019).
Untuk itu, BMKG mengimbau agar warga Kepri selalu waspada dan berhati-hati saat menjalankan aktivitas.
Forecaster BMKG Hang Nadim, Aprilia menyebutkan, tidak saja sebagian wilayah Kepri, bisa saja hujan lebat disertai angin kencang dan petir terjadi merata di seluruh wilayah Kepri.
“Berdasarkan perkiraan hari ini, hujan dengan intensitas lebat, sedang dan ringan terjadi di seluruh wilayah Kepri, dan tidak menutup kemungkinan disertai angin dan petir, khususnya untuk di wilayah pesisir,” kata Aprilia melalui rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/12/2019).
Tidak hanya itu, gelombang tinggi juga terjadi di sebagian wilayah perairan Kepri, yakni di perairan Kabupaten Bintan, Lingga, Natuna, dan Kabupaten Anambas.
Untuk Kabupaten Lingga, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,5 meter, kemudian Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang mencapai 2 meteran.
Sementara di Kabupaten Anambas dan Natuna, tinggi gelombang mencapai 3,5 meteran.
“Untuk Batam dan Karimun hanya mencapai 1,2 meteran,” ujar dia.
Arus laut permukaan diketahui tertinggi terjadi di perairan Kabupaten Karimun dan Anambas yang mencapai 10-80 sentimeter per detik menuju barat laut untuk Karimun dan Tenggara untuk Natuna.
Sementara perairan Bintan, Tanjungpinang, dan Batam mencapai 10-60 sentimeter per detik menuju barat dan Natuna 10-60 sentimeter perdetik menuju barat.
Pelaku usaha tranportasi laut juga diharapkan berhati-hati dan selalu menghindari tumpukan awan hitam atau kumulonimbus karena awan ini dapat memorakporandakan apa pun yang melintasi di bawah awan ini.
“Namun, untuk jarak pandang masih terbilang normal,” kata dia.
Pihaknya berharap pelaku tranportasi laut juga memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, untuk perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kemudian, kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Selanjutnya, kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar apabila kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
“Untuk nelayan, diingatkan selalu membawa life jacket dan menghindari awan kumulonimbus yang merupakan sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya,” terangnya. (sumber: kompas.com)
Redaksi: Amran