SumatraTimes.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa sinergi dan kerja sama yang dilakukan TNI dengan berbagai elemen bangsa adalah kunci untuk membangun kekuatan pertahanan. Hal ini sesuai dengan tema HUT ke-75 TNI, yaitu “Sinergitas untuk Negeri”.
“Sinergi adalah kunci untuk membangun kekuatan pertahanan yang semakin kokoh dan efektif,” tegas Presiden dalam amanatnya pada HUT ke-75 TNI yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/10).
Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan, dalam menghadapi kondisi dunia yang berubah dan bergerak sangat dinamis diperlukan transformasi dalam organisasi TNI.
“Transformasi organisasi TNI harus terus dilakukan sesuai dengan dinamika lingkungan strategis sesuai dengan dinamika ancaman, dan sesuai dengan perkembangan teknologi militer,” ujarnya.
Diungkap Presiden, dalam lima tahun terakhir TNI telah melakukan transformasi organisasi secara signifikan serta membentuk satuan-satuan organisasi yang baru untuk mendukung hal itu, di antaranya Divisi 3 Kostrad, Komando Operasi Angkatan Udara III, Komando Armada III, Pasukan Marinir 3, Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, Skuadron Drone Angkatan Udara, dan Satuan Siber TNI.
“Pembentukan satuan-satuan organisasi baru ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus melakukan transformasi organisasi TNI, agar TNI semakin kokoh dalam menjalankan perannya,” kata Presiden.
Transformasi organisasi tersebut, tambahnya, harus didukung oleh transformasi teknologi serta personel yang mengendalikannya. TNI harus mampu beradaptasi di tengah era lompatan teknologi militer yang akan mempengaruhi taktik dan strategi perang masa depan.
“Untuk menguasai lompatan teknologi militer terkini, kita harus bersungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita, dari kebijakan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan,” kata Presiden.
Kebijakan investasi pertahanan tersebut harus dirancang secara sistematis dan dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Hanya melalui investasi pertahanan jangka panjang yang terencana, TNI akan mampu menjadi kekuatan perang modern yang mengikuti perkembangan teknologi termaju,” kata Kepala Negara.
Presiden juga menekankan pentingnya karakter pejuang ada dalam jiwa prajurit TNI untuk dapat bertransformasi serta selalu siap menjawab panggilan tugas kapanpun dan di manapun.
“Karakter pejuang yang selalu siap untuk bersinergi, untuk bekerjasama bahu membahu dengan berbagai elemen bangsa, sinergi antar korps, sinergi antar matra, sinergi antar instansi, serta sinergi antar TNI dan Polri,” kata Presiden.
Dikutip dari pikiranrakyat.com, Jokowi mengawali sambutannya dengan menceritakan perjalanan panjang TNI sejak perjuangan kemerdekaan hingga kini. Hal itu menunjukkan bahwa TNI adalah penjaga utama kedaulatan negara. Menjaga keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam sejarah panjang TNI, kontribusi TNI untuk bangsa dan negara bukan hanya melalui Operasi Militer untuk Perang atau OMP, tetapi juga melalui Operasi Militer Selain Perang atau OMSP. Melalui OMSP, TNI dengan sigap membantu rakyat yang sedang menghadapi bencana alam, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Atas nama rakyat Indonesia, Jokowi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar dan institusi TNI, juga kepada prajurit yang sedang bertugas di manapun, serta kepada para purnawirawan yang telah mewariskan institusi dan prajurit TNI yang selalu berbakti untuk kemajuan negeri dalam dunia yang selalu berubah.
Jokowi meminta untuk terus melakukan transformasi teknologi dan personel yang mampu memahami dan memanfaatkan lompatan di bidang teknologi informasi, teknologi nano, dan teknologi kecerdasan buatan, serta harus siap mengantisipasi karakter baru pertempuran masa depan, yang mempunyai daya hancur lebih besar atau high level destruction. Harus siap menghadapi pertempuran yang berjalan lebih singkat dalam menentukan pemenang atau decisive battle.
Selain itu, harus siap pula menghadapi pertempuran hibrida yang menggabungkan berbagai taktik sekaligus, baik taktik konvensional dengan yang tidak konvensional, serta taktik lintas dimensi, baik sosial, politik, maupun ekonomi.
“Untuk menguasai lompatan teknologi militer terkini, kita harus bersungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita. Dari kebijakan belanja pertahanan, menjadi kebijakan investasi pertahanan,” ucap Jokowi.
Kebijakan investasi pertahanan itu berpikir jangka panjang, yang dirancang sistematis, dan dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan. Hanya melalui investasi pertahanan jangka panjang yang terencana, TNI akan mampu menjadi kekuatan perang modern yang mengikuti perkembangan teknologi termaju.
Bangsa Indonesia memerlukan TNI yang profesional, yang benar-benar terdidik dan terlatih, yang terus menerus meningkatkan kemampuannya agar selalu siap memenuhi panggilan tugas.
Mengakhiri amanatnya, Jokowi meminta TNI untuk terus tingkatkan kemampuan, profesionalisme, dan siap siaga TNI untuk menerima penugasan. Memegang teguh amanat Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, menjaga terus kemanunggalan TNI dengan rakyat. Menjadi Sinergi sebagai kekuatan membangun negeri, membawa Indonesia menjadi negara maju.***
Sumber: setkab.go.id/pikiran-rakyat.com
Editor: amran