Aktivis Larshen Yunus: “Apa Mungkin Pejabat di Kota Pekanbaru ini Pekak?”
PEKANBARU – Sesuai Janji, Selamat S.Pd.i, anggota DPRD Kabupaten Siak dari Kecamatan Sungai Apit mengunjungi rumah orang tua Bocah pengidap penyakit Langka, Oesophageal Obstrucion, yakni Gangguan dalam sistem Pencernaan sekaligus Leher Bocor atas nama Muhamad Rizky Febrian di Jalan Sialang Bungkuk Ujung, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Sabtu (11/12/2021)
Hadirnya Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) dari Kabupaten Siak itu bukan sekedar hanya memberikan contoh Suritauladan terhadap seluruh masyarakat, namun bagi Selamat S.Pd.i, penderitaan Bocah kecil kelahiran Kota Pekanbaru 18 Febuari 2016, yang kini berusia 6 tahun itu adalah bahagian dari ibadah. Kendati demikian Selamat hanya pastikan, bahwa perhatian dan bantuan yang diberikannya terselip satu kepentingan, yakni Bantuan Kemanusiaan yang tak mengenal jarak, waktu apalagi pakai istilah unsur politik.
“Apa yang saya lakukan ini murni unsur kemanusiaan saja. Lagian dulunya saya berangkat dari keluarga yang sangat susah, terutama dalam urusan pengobatan. Saya sudah merasakan, betapa sakitnya bila ditolak berobat hanya karena tidak memiliki uang.
Untuk itu, bukan sekedar bantuan berupa amplop ini saja, kedepannya inshaAllah saya akan hubungkan keluarga Muhamad Rizky Febrian kepada pihak BAZNAS Provinsi Riau, agar beban yang selama ini terasa berat dapat berangsur lebih ringan. Mengenai jadwal dedek Rizky berobat ke RSCM Jakarta bulan 2 tahun depan, melalui bang Yunus saya usahakan bantu” ungkap Selamat S.Pd.i.
Ditempat yang sama, Aktivis Larshen Yunus selaku Koordinator Pendamping Keluarga Muhamad Rizky Febian hanya katakan, bahwa kehadiran bapak anggota dewan Selamat S.Pd.i telah perlahan mengubah Air Mata menjadi Mata Air Kehidupan. Beban yang selama ini dipikul keluarga bocah pengidap penyakit langka itu sebentar lagi akan berkurang.
“Bukan hanya sekedar Suritauladan saja yang telah ditunjukkan pak Selamat ini, anggota dewan hasil PAW dari mas Sujarwo itu justru terbukti pro terhadap kepentingan rakyat. Kehadirannya jauh-jauh dari Sungai Apit diharapkan bisa membukakan mata, hati dan fikiran seluruh warga yang tinggal disini, bahwa Pejabat di Kota Pekanbaru terkesan tak bisa diharapkan, padahal terkait dedek Rizky sudah Viral kemana-mana. Apa Mungkin Pejabat di Kota ini Pekak?” tanya Aktivis Larshen Yunus, dengan nada kesal.
Sambil mengusap Air Matanya, Aktivis jebolan Sospol Universitas Riau itu katakan, bahwa pihaknya akan selalu konsisten untuk menghadirkan keadilan, guna memperbaiki negeri ini. Terutama dalam membantu meringankan beban keluarga dedek Rizky, hingga akhirnya bocah berparas ganteng itu sembuh dari penyakitnya saat ini.
“Dari awal kami sudah tegaskan, bahwa pendampingan yang kami lakukan ini murni sosial kemanusiaan. Bahkan kami juga telah memberikan bantuan, walau hanya tak seberapa. Saat ini dedek Rizky sangat membutuhkan uluran tangan dari siapa saja, terutama perhatian para Pejabat di Kota Pekanbaru ini, yang kerap berbicara lantang terkait semangat Mensejahterakan Masyarakatnya. Apa kabar pak Gubernur Riau? Lagi dimana pak Walikota Pekanbaru? Hallo para anggota dewan yang terhormat, Ayo! Jangan pura-pura ngak tahu, ini ada warga bapak ibu yang sangat membutuhkan pertolongan” ajak Larshen Yunus, alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Hingga berita ini diterbitkan, Aktivis Larshen Yunus dan rekan-rekan Peduli Masyarakat Miskin berencana akan mencetak Spanduk ukuran tinggi 2 meter dan lebar 5 meter, yang isinya foto-foto para Pejabat di Kota Pekanbaru, terutama terhadap para anggota dewan yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Pekanbaru maupun dari Kecamatan Tenayan Raya. Spanduk itu akan dipasang ditiap simpang Lampu merah, sebagai upaya mengajak para pejabat yang terkesan kurang Peka alias Pekak.
“Tegas kami sampaikan! Bahwa kami ini Konsisten Menghadirkan Keadilan, ikhtiar Memperbaiki Negeri. Tak ada tempat yang nyaman bagi para pejabat yang tak mengedepankan hati nuraninya. Karena mulai dari ujung rambut hingga telapak kaki si pejabat tersebut adalah bahagian dari beban uang rakyat yang tersedot melalui pembayaran pajak. Ayo Revolusi Mental! Gotong Royong Membantu Sesama” akhir Aktivis Larshen Yunus, Ketua PP GAMARI, menutup pernyataan persnya. (rls/Ly)