Dalam sebuah postingan lewat WA, Lung Dolah kaget dan terperanjat alias tokojuit. Keningnya berkerut memikirkan isi WA yang baru diterima. Betapa tidak. WA berasal dari sahabat lama, Trias Setiawati, dalam sebuah Group bernama International English Club dan informasi yang disampakan berasal dari Dir Dik, Kementerian Pendidikan dan Kabudayaan lewat kanal sahabat Keluarganya juga sudah agak lama, yakni Rabu, 13 April 2016.
Kemendikbud lewat sahabatkeluraganya menginformasikan kepada seluruh orang tua dan pendidik di Tanah Air bahwa ada 15 Games yang kini lagi trend dan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa anak-anak kita. Kelima belas Games yang sangat berbahaya tersebut adalah :
- World of Warcraft
- Call of Duty
- Point Blank
- Cross Fire
- War Rock
- Counter Strike
- Mortal Kombat
- Future Cop
- Carmageddon
- Shelshocks
- Raising Force
- Atlantica
- Conflict Vietnam
- Bully
- Grand Theft Auto
Sumber : //http sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id/laman/indekx.php?r=tposyt/xview&id=2499
Kemendikbud tidak hanya menginformasikan bahwa semua permainan di atas sangat berbahaya bagi perkembangan anak-anak kita. Sebuah penelitian di IOWA State University, Amerika Serikat, negara dimana Games ini berasal, mengungkapkan bahwa bermain Games yang mengandung unsur kekerasan selama 20 menit dapat menyebabkan seorang anak “mati rasa”. Anak akan mudah melakukan aksi kekerasan dan kehilangan empati kepada orang lain.
Kita tidak mengetahui apakah beberapa aksi kekerasan yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini, seperti penembakan di beberapa kampus yang menelan korban cukup banyak, berpunca pada 15 Games ini. Tetapi itu telah terjadi di Amerika Serikat dan kita semua sebagai orang tua harus dan wajib waspada. Namun persoalannya seberapa banyak dari orang tua di tanah air ini yang mengetahui dan bisa memantau anak-anaknya untuk tidak bermain ke 15 Games di atas ?
Tidak usahkan ditingkat Regional, Local dan Kecamatan, dilevel Ibukota Negara, Jakarta saja kita petanyakan. Putra-putri kita sudah terbiasa dengan Gaget dan HP canggih dan mereka bisa mengakses dimanapun ada WiFi atau membeli Paket 5 ribuan, 10 ribuan, 20 ribuan dan 50 ribuan.
Di Ibukota Kabupaten Rokan Hilir, negeri yang terkenal dengan julukan Negeri Seribu Kubah, Bagan Siapi-api, hampir semua Kedai Kopi memasang WiFi sebagai daya tarik bagi pengungjungnya. Dan kita melihat setiap hari anak-anak kita atau putra-putra kita duduk berkelompok bermain Games. Mereka duduk di suatu meja, 4 atau 5 orang, tidak saling bertegur sapa dan asyik dengan permainan mereka. Mungkin salah satu permainan tersebut adalah 15 Games yang disebutkan sangat berbahaya oleh Kemendikbud di atas. Siapa yang tau dan siapa yang bisa mengontrolnya ?
Dunia memang terlalu cepat berkembang dan mengalami perubahan. Games Tradisional yang dulu sangat dibanggakan dan mampu melatih otak kiri dan otak kanan anak-anak, melatih strategi dan proses berfikir, melatih keseimbangan tubuh dalam bergeak dan bermain, kini hampir punah ditelan masa : Gansing, Patuk Lele, Galah Panjang, Petak Umpet, Kelereng, main tembak-tembakan made in “pelepah pisang”.
Tak ada lagi proses pendidikan yang membuat seorang anak belajar untuk mandiri seperti dialami generasi tempoe doeloe. Yang jelas peringatan Kemendikbud patut kita waspadai sebelum generasi kita hancur berantakan : “mati rasa” dan “kehilangan empati kepada orang lain”. Jika demikian, kita membutuhkan waktu yang sangat panjang utuk membenahinya kembali. (A1)