Di Kabupaten Bengkalis ada Forum CSR, dikordinir oleh Kepala Bappeda Kabupaten. Di Kabupaten Siak, ada Forum CSR, juga dikordinir oleh Kepala Bappeda Kabupaten Siak. Lalu mengapa di Rokan Hilir tidak ada Forum CSR ? Apa masalahnya ?
Sumatratimes.com,RokanHilir – Di tengah himpitan ekonomi yang semakin berat, Lung Bisar, seorang petani Ladang Tadah Hujan di sebuah desa di Kecamatan Bangko Pusako, berbicara dengan suara serak. “Kabupaten ini sangat kaya tetapi kondisi kehidupan masyarakatnya tak pernah berubah” sungut Lung Bisar mengguman.
Dulu,sambung Lung Bisar ,ditahun 1970-an,PT Caltex Pasific Indonesia membangun fasilitas kantor yang megah di Balam yang disebut dengan Balam Base Camp di Manggala, jika malam, wilayah perkantoran terang benderang, bertolak belakang dengan perumahan penduduk sekitar yang dihiasi lampu teplok, Kini memang ada listrik,jaringan fisiknya dibangun oleh Pemerintah Kabupaten, tetapi tarif dasar listrik naik dan beban kami semakin hari semakin berat lirih nya kepada Sumatratimes.com yang saat itu berkesempatan menjenguk Lung Bisar di Bangko Pusako.
Lung Bisar terus melanjutkan unek uneknya: “Dulu kita gudangnya kayu gelondongan. Sungai Rokan penuh sesak, hampir tak bisa “bernafas” setiap hari. Dari hulu hingga hilir, kayu gelondongan berbaris untuk dibawa keluar. Ketika kayu masih banyak, kondisi kehidupan masyarakat juga tidak berubah, setelah kayu habis, rakyat kembali jatuh dalam kubungan lumpur kemiskinan. Mengapa ? karena kayu hanya dikelola oleh pemegang HPH yang perusahaannya mayoritas berdomisili di Jakarta sedangkan rakyat tempatan hanya buruh kasar, mengatur kayu agar tidak berantakan di sungai atau menabrak tiang-tiang Pelantar tempat masyarakat mandi dan mengambil air.
Siang malam, hujan dan panas, rakyat tempatan bisa berada di air 24 jam,tak ada retribusi untuk Desa, apalagi CSR untuk program peningkatan ekonomi. Desa punya hasil melimpah, tetapi Desa tetap miskin, sebagaimana rakyatnya.
Dulu “kita” tidak mempunyai Kebun Kelapa Sawit,Tapi kini “kita” punya, dikelola oleh hampir 50 Perusahaan Besar, ada juga dikelola BUMN, ada lahan bekas HPH dan ada juga lahan masyarakat yang dibeli atau “kerjasama”.
Dulu kita tidak mempunyai Pabrik Kelapa Sawit, kini “kita” punya hampir 30-an pabrik buah Sawit dan Minyak mentah sawit berlalu lalang setiap hari melewati berbagai badan jalan di Kabupaten ini dan mungkin muatannya melebihi kapasitas kemampuan jalan kita, Jalan akhirnya rusak,dan seandainya jika bodi jalan bisa berbicara, mungkin ia akan berkata : Tolong jangan lindas aku dengan muatan yang begitu banyak”.
Selama Lung Bisar bicara, Sumtratimes.com hanya diam membisu. Tak tahu apa yang harus diucapkan. Kerongkongan terasa tersedak, gatal, setelah meminum air putih dan memakan rebus Ubi yang disediakan Lung Bisar, dialogpun berlanjut tentang banyak sisi dari kehidupan masyarakat bawah.
Lung Bisar memang bukan tamatan sekolah tinggi, tapi dia mampu memahami secara alami apa yang terjadi di negeri ini. Lung Bisa memang bukan politisi, karenanya dia hanya bisa bergumam, tak bisa berteriak lantang. Dan sungguh, ada ribuan Lung Bisar yang menyeruakan suara yang sama, tetapi terbatas dalam dialog pribadi.
Karena waktu mendesak, Sumatratimes.com akhirnya bertanya : Lung, maaf ya. Ulung tahu ndak apa itu CSR ?
Dengan mengernyitkan kening dan menggelangkan kepala Lung Bisar berkata, : “CSR ? Ya, Saya tahu, tapi apa memang ada CSR di Kabupaten Rokan Hilir ?”.
Dialog diatas sungguh dialog sederhana, tetapi jika kita “turun kebawah” dan menanyakan kepada masyarakat tentang CSR, mayoritas mereka menjawab tahu.
“Ya,Semua tahu, Pemkab sebagai stakeholder tahu,Perusahaan-perusahaan, apalagi BUMN pasti tahu,LSM – LSM juga tahu, Persoalannya mengapa CSR itu hampir tak terdengar suaranya, kecuali beberapa program yang dilakukan dalam bentuk “charity”.
Dalam sebuah kesempatan meninjau “proyek ternak 800 ekor Ayam Petelur” dari PT Chevron Pasific Indonesia di Tanah Putih Tanjung Melawan, Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno, meminta kepada manajemen PT Chevron yang mengelola CSR untuk lebih memperkuat kordinasi dengan Pemerintah Kabupaten. Padahal secara esensil, Bupati bisa memanggil semua perusahaan besar di Rokan Hilir untuk menyusun program CSR bersama sebagaimana dilakukan oleh Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak.
Di Kabupaten Siak, Bupati Drs. H. Syamsuar, M.Si telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Siak Nomor 91/HK/KPTS/2012 tanggal 5 Maret 2012, sebagai awal terbentuknya Forum CSR Kabupaten Siak. Karena Forum CSR terbentuk secara formal, setiap perusahaan secara transparan menyusun agenda kegiatannya karena dikordinir oleh Forum Chevron sebagai contoh, dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, berhasil menggalakkan program Local Business Development (LBD) atau Pengembangan Usaha Tempatan yang diluncurkan sejak tahun 2001.
Program yang ditujukan kepada perusahaan dan koperasi kecil/menengah ini ini diharapkan meningkatkan kemampuan bisnis para pengusaha/koperasi kecil/menengah di sekitar daerah operasi perusahaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
LBD Chevron telah menyelesaikan lebih dari 5.000 proyek yang melibatkan lebih dari 1.000 pengusaha tempatan lewat program ini, Chevron membelanjakan lebih dari Rp 850 miliar untuk pengadaan barang dan jasa bagi operasinya. Para peserta LBD dari kabupaten Siak berhasil memasok barang dan jasa bagi operasi Chevron senilai lebih dari Rp 9 miliar (2016)
Di Kabupaten Bengkalis, PT Chevron mempunyai program PRISMA merupakan bagian program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam hal promosi pertanian terpadu berkelanjutan, klaster UKM dan akses keuangan mikro.
Ada banyak hal yang bisa kita contoh dan membuka mata kta untuk bergerak,Bupati tinggal mengirimkan surat kepada seluruh Perusahaan-perusahaan besar di Rokan Hilir dan menerbitkan Keputusan Bupati untuk membentuk Forum CSR Kabupaten Rokan Hilir.
Bengkalis dan Siak telah berhasil menyusun RENSTRA FORUM CSR-nya bahkan untuk Bengkalis, Forum CSR untuk periode 2015-2018, dipimpin oleh PT Chevron. unsur wakil ketua dipercayakan kepada PT Arara Abadi (Sinar Mas Grup) dan Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako-PT Pertamina Hulu sedangkan Sekretaris dari PT Meskom Agro Sarimas.
Mereka sudah bergerak maju ke depan dengan Aturan dan kerangka yang jelas, Pertanyaannya, “Kapan Bappeda Rokan Hilir menjadi tuan rumah untuk menginisiasi berdirinya Forum CSR Kabupaten Rokan Hilir”. Kita tunggu ya Pak Job. (A1)