SumatraTimes.co.id – Mempersiapkan generasi unggul di masa depan tentunya harus dimulai sejak dini. Salah-satu caranya adalah memperbaiki sistem pendidikan di tingkat sekolah.
Tak bisa dipungkiri, siswa yang cerdas bisa menjadi bibit-bibit unggul untuk memajukan kehidupan suatu bangsa nantinya.
Baru-baru ini, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, kembali melakukan penelitian tiga tahunan.
Hasil penelitian menunjukkan, siswa-siswa di China unggul dan jauh melampaui pelajar di setiap negara lain dalam survei kemampuan membaca, matematika, dan sains.
Hal itu tentunya bisa menjadi cadangan kekuatan ekonomi dan teknologi di masa depan dan dalam memperjuangan kemajuan ekonomi.
Berdasarkan penelitian OECD terhadap siswa berusia 15 tahun di seluruh dunia, ada empat provinsi di negara komunis ini yang 10% siswanya memiliki nilai sains dan matematika lebih baik.
Provinsi itu antara lain Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang. Para siswa bahkan ada berasal dari keluarga yang tingkat pendapatan rumah tangganya di bawah rata-rata.
“Kualitas sekolah para siswa hari ini akan memberi kekuatan ekonomi mereka besok,” kata Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria, seperti yang Okezone kutip dari The Star, Rabu (4/12/2019).
Studi PISA terhadap 600 ribu siswa di 79 negara menyoroti tentang sulitnya meningkatkan pendidikan. Terkadang hal ini terlepas dari sumber daya yang memang didedikasikan untuk pendidikan.
Kemungkinan besar masalahnya terletak pada komitmen negara-negara OECD untuk meningkatkan anggaran pengeluaran sebesar 15% bagi siswa sekolah dasar dan menengah lebih dalam sepuluh tahun terakhir.
“Sangat mengecewakan melihat sebagian besar negara OECD hampir tidak ada peningkatan dalam kinerja siswa mereka sejak PISA pertama kali dilakukan pada tahun 2000,” kata Gurria.
Laporan ini juga menyoroti kesenjangan dalam pencapaian pendidikan yang bergantung pada latar belakang sosial ekonomi. Ternyata di beberapa negara, meskipun pengeluaran pemerintah untuk pendidikan tinggi, latar belakang siswa masih memainkan peran penting dalam hasil pendidikan.
Rata-rata, 12% dari variasi dalam kinerja membaca siswa di setiap negara dikaitkan dengan status sosial ekonomi. Di beberapa negara Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, ukuran itu naik di atas 17%. (sumber: Okelifestyle.com)
Redaksi/Editor: Amran