BAGANSIAPIAPI- Hingga tahun 2018 akhir tercatat bahwa dari total delapan puluh ribu anak balita di Rokan Hilir mencapai 28 peresen lebih memiliki gejala Stunting. Hal itiu dikatakan Sekda Rohil, Drs H Surya Arfan M.Si, Kamis (17/1) usai rapat koordinasi bersama para Organisasi Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan, Camat dan Para Kepala Puskesmas.
Sekda menjelaskan bahwa Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam tempo lama, mulai di dalam kandungan sampai anak lahir. Perkembangan anak yang tidak normal. mulai dari berat badan maupun tinggi badannya.
“Kita balita ada 80.000 dan baru terdata 20.000 dan jumlah yang kita data persentasenya 28,81 Persen dalam kondisi stunting,” kata Sekda.
Sekda mengharapkan, ada langkah konkret baik OPD Camat maupun Dinas Kesehatan agar angka ini bisa berkurang.
Ditambahkan mantan Kadisdik Rohil ini bahwa setidaknya terdapat sepuluh OPD yang bertanggung jawab terhadap persoalan Stunting di Rokan Hilir.
Dalam upaya itulah dilakukan Rakor sehingga adanya komitmen bersama menurunkan angka balita yang penderita Stunting. “Kita misalkan Ketahanan Pangan bertanggung jawab terhadap gizi bagaana langkah yang dilakukan harus maksimal sehingga tidak ada lahi balita kkta terkena Stunting.
Sama halnya dengan Perkim agar juga mungkin mensosialisasikam bahwa menyiapkan rumah yang layak,” papar Sekda.
Namun untuk penekanannya adalah kepada Dinas Kesehatan bertugas memantau perkembangan baliya di Rohil mulai dari dalam kandungan sampai dengan kelahiran. “Kita juga minta kerja sama Camat yang tahu akan kondisi masyarakatnya jika memang perlu sesuatu bisa mendiskusikan baik kepada diskes maupun opd lainnya,” jelas Sekda.
Tak sampai disitu Sekda juga meminta kepada para ibu untuk memperhatikan Kesehatan anak. Salah satunya saat mengandung maupuan setelah melahirkan. “Balita apalagi bayi perlu ASI dan ada kejadian karena ibunya takut gemuk sehingga kurang makan dan akibatnya anak kekurangan gizi dan mengalami stunting,” kata Sekda.
Kepada masyarakat juga diminta memantau anaknya jika memang terkena stunting karena bawaan gen mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika karena kekurangan gizi dari awalnya normal harus segera melakukan penhobatan dan menghubungi petugas kesehatan terdekat. “Secara bertahap kita mau menurunkan angka stunting di Rohil dan jika memang bisa kita tidak ingin ada tambahan balita terkena stunting.” ujar Sekda.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Rohil Hj Dahniar meminta adanya kerja sama terintegrasi sehingga angka stunting bisa berkurang. “Kita minta opd terkaot mbuat rencana aksi. Tidak hanya bisa Kesehatan saja karena hal ini harus sama-sama kita kerjakan bersama,” kata Dahniar.
Pihaknya akan melanjutkan pendataan balkta di Rohil terkiat stunting yang memang secara kesehatan tampak dari pertumbuhan anak yang tidak normal. (Stc/R2)