ROHIL – Seorang nelayan Kapal Motor (KM) Pukat Apung, asal Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Kamis, 4 Juli 2019, meninggal di Puskesmas Pembantu (Pustu) Panipahan Kota, Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika).
Petugas medis di Puskesmas Pembantu Panipahan Kota, Palika, tidak dapat menolong nelayan tersebut. Pasien tersebut diketahui tanpa identitas, berusia sekitar 40-an tahun.
Salah seorang rekan kerja korban, Anto (38), yang merupakan warga Tanjung Balai Asahan, menceritakan saat itu mereka sedang melaut di seputar perairan Kuala Panipahan di Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika).
“Hari ke empat melaut dia belum apa-apa. Pada hari ke lima sakit. Terus pada hari ke enam langsung lewat,” kata rekan kerja korban, yang mengaku bernama Anto.
Anto mengaku selama sekitar lima hari melaut, rekan kerjanya itu adalah sosok pendiam, dan tidak pernah mau menceritakan asal-usul dan alamatnya dimana. “Agak pendiam orangnya, Bang. Usianya sekitar 40-an tahun gitulah, bang,” ujar Anto.
Diceritakan Anto, awal mula pria tersebut bekerja di kapal motor itu. Anto mengatakan ia pertama kali bertemu dengan pria tersebut di Tanjungbalai Asahan. Saat itu, korban sedang mencari pekerjaan.
“Pertama-tama ketemu di Tanjung Balai Asahan, dia nanya pekerjaan. Ku jawab kalau mau kerja maulah, aku bilang. Kebetulan kami kurang satu anggota,” sebut Anto.
Pada hari ke empat melaut, cerita Anto, pria berambut pelontos itu belum terlihat mengalami apa-apa. Namun pada hari ke lima, jelasnya, sudah terlihat tidak sehat, dan kemudian pada hari ke enam, Kamis, 4 Juli 2019, tidak sadarkan diri.
Dari tengah laut, pria tersebut dilarikan ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Panipahan, dengan menggunakan kapal pemborong. Pria tanpa identitas itu tiba di Puskesmas Panipahan pada pukul 20.40 WIB, Rabu, 3 Juli 2019.
“Setalah diantar lalu diperiksa sama dokter, sekitar jam 05.25 WIB tadi pagi, langsung lewat,” kata Anto, yang mengaku warga Tanjung Balai Asahan.
Dikonfirmasi, Kamis 4 Juli 2019, dr Nanang, selaku dokter umum di Puskesmas Pembantu (Pustu) Panipahan yang menangani pasien tersebut mengatakan, pertama sekali pasien masuk ke Pustu dalam kondisi tidak sadarkan diri alias koma.
“Saat dilakukan pemeriksaan medis, kondisi pernapasan dalam keadaan normal, tekanan darah normal, denyut jantung menurun dan tidak ada reaksi, serta dilakukan penanganan sebagaimana mestinya,” jelas dr Nanang.
Pihak pustu juga melakukan konsultasi dengan Sio Kong, atau pemborong yang membawa pasien tersebut. Rencananya, pada pagi hari korban di rujuk ke luar dari Panipahan. Tapi pada pukul 05.25 WIB pasien dinyatakan telah meninggal.
Kepala Puskesmas Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) dr Hj Netty Juliana membenarkan hal itu. “Ada, di Pustu Panipahan Kota,” kata Juliana. (st2)