JAKARTA – Polisi menangkap 7 orang terkait pembuatan whatsapp group (WAG) ‘anak STM’.
Diberitakan detiknews.com, satu orang ditetapkan menjadi tersangka.
“Yang tersangka baru satu orang, yaitu RO. Yang bersangkutan merupakan kreator grup WhatsApp ‘STM/K BERSATU’,” kata Kasubdit II Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2019).
RO ditangkap di Kampung Parungbingung, RT 05 / RW 03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, pukul 22.00 WIB, Selasa (1/10).
“Yang bersangkutan mengkreasi grup whatsapp tersebut dengan tujuan menghimpun kekuatan melalui dunia maya untuk bergabung bersama mahasiswa menuju Gedung DPR Senayan dalam rangka mengikuti demo menolak RUU KUHP,” ujar Rickynaldo.
Ricky menuturkan RO berusia 17 tahun, namun statusnya bukan pelajar. RO adalah remaja lulusan SLTP yang saat ini bekerja sebagai buruh.
Polisi juga menangkap MPS (18) di Garut, Jawa Barat, pada 29 September lalu. MPS merupakan seorang pelajar yang membuat sekaligus menjadi admin whatsapp group ‘STM-SMK SENUSANTARA’.
“Yang bersangkutan mencari foto bom molotov di Google, lalu diedit kemudian disebarkan ke grupnya, disertai perkataan ‘ada 6 molotov, ada yang mau nggak?’. Mem-posting link di akun FB yang bersangkutan agar siswa-siswa STM dan SMK bergabung ke dalam grup whatsapp-nya,” ucap Rickynaldo.
Selanjutnya, polisi menangkap WR (17) di Bogor, Jawa Barat, pada hari yang sama. WR merupakan pembuat sekaligus admin grup WhatsApp ‘SMK STM SEJABODETABEK’.
“Isi (whatsapp group)-nya mengajak aksi seruan untuk unjuk rasa dengan membawa sajam (senjata tajam), dan batu di dalam tas serta mengajak teman-teman lainnya bergabung di grup untuk melaksanakan aksi tanggal 30 September 2019,” terang Rickynaldo.
Masih di hari yang sama, polisi juga menangkap seorang pelajar berinisial DH (17). Pelaku yang berstatus pelajar juga membuat dan mengendalikan grup WhatsApp ‘JABODETABEK DEMOKRASI’.
“Pelaku menyerukan atau mengajak aksi pelajar dan diimbau membawa batu dan sajam di dalam tas untuk aksi demo yang bertitik kumpul di Bundaran HI, Jakarta, dan dilanjutkan dengan demo di DPR,” lanjut Rickynaldo.
Kemudian, polisi juga menangkap MAM (29) seorang kreator dan admin WhatsApp group ‘STM SEJABODETABEK’ yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang.
MAM menyebarkan video di grup tersebut dengan menambahkan narasi ‘Bantu share, mahasiswa dibunuh dengan cara dicekik oleh aparat POLISI ketika demo kemarin. Bantu sebarluaskan agar oknum ini tertangkap!’.
“Ngakunya hanya ikut-ikutan saja agar orang lain terhasut bahwa ada mahasiswa meninggal karena dicekik polisi. Pelaku diamankan di Subang tanggal 30 September 2019,” tutur Rickynaldo.
Rickynaldo juga menyampaikan anggotanya menangkap dua orang berinisial KH (16) dan DI (32) di Malang, Jawa Timur, pada 29 September 2019. KH merupakan pelajar, sementara DI merupakan seorang wiraswasta.
“Keduanya admin grup SMK STM seJabodetabek. Ada imbauan berisi ‘Diimbau untuk atribut batu atau paving harap dibawa dan dimasukkan dalam tas,” kata Rickynaldo.
Editor : Amran