Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri bisa bermacam-macam.
Dikutip dari alodokter.com, ada gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir.
Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri. Sedangkan dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik) kanan dan kiri.
Antara ruang kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding otot (septum) yang berfungsi mencegah tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang miskin oksigen.
Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Setelah seluruh organ tubuh menggunakan oksigen dalam darah, darah yang miskin oksigen tersebut kembali ke jantung (atrium kanan), untuk diteruskan ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid.
Sesudah darah memenuhi ventrikel kanan, katup trikuspid akan menutup guna mencegah darah kembali ke atrium kanan. Kemudian, saat ventrikel kanan berkontraksi, darah miskin oksigen akan keluar dari jantung melalui katup pulmonal dan arteri pulmonal, lalu dibawa ke paru-paru untuk diisi dengan oksigen.
Darah yang telah diperkaya oksigen tadi, kemudian dibawa ke atrium kiri melalui vena pulmonal. Saat atrium kiri berkontraksi, darah akan diteruskan ke ventrikel kiri melalui katup mitral.
Setelah ventrikel kiri dipenuhi darah, katup mitral akan menutup untuk mencegah darah kembali ke atrium kiri. Kemudian, ventrikel kiri akan berkontraksi, dan darah akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Siklus peredaran darah tersebut akan terus berulang.
Jenis Penyakit Jantung
Istilah penyakit jantung meliputi beragam gangguan pada jantung, antara lain:
- Penyakit arteri koroner (penyakit jantung koroner) – penyempitan pembuluh darah jantung.
- Aritmia – gangguan pada irama jantung.
- Penyakit jantung bawaan – kelainan jantung sejak lahir.
- Kardiomiopati – gangguan pada otot jantung.
- Infeksi jantung – infeksi pada jantung akibat bakteri, virus, atau parasit.
- Penyakit katup jantung – gangguan pada salah satu atau ke empat katup jantung.
Gejala penyakit jantung sangat beragam, tergantung kepada jenis kondisi yang dialami. Sejumlah gejala yang dapat muncul pada penyakit jantung, antara lain:
- Nyeri dada terasa seperti tertindih.
- Nyeri di leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan.
- Jantung berdebar atau detak jantung malah melambat.
- Perubahan pada irama jantung.
- Sesak napas.
- Batuk kering yang tidak membaik.
- Mudah lelah saat beraktivitas.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Sianosis atau warna kulit yang membiru.
- Pembengkakan pada tungkai, lengan, perut, atau sekitar mata.
- Pusing.
- Pingsan atau terasa ingin pingsan.
- Demam.
- Ruam kulit.
Penyakit jantung akan lebih mudah ditangani bila terdeteksi lebih awal. Sebab itu, konsultasikan dengan dokter bila muncul gejala di atas. Konsultasikan juga mengenai cara yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung, terutama bila ada riwayat penyakit jantung pada keluarga.
Komplikasi Penyakit Jantung
Sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit jantung, antara lain:
- Aneurisma, adalah pembesaran di dinding arteri, yang bila pecah dapat menyebabkan kematian.
- Penyakit arteri perifer, ditandai dengan tersumbatnya aliran darah ke kaki, sehingga menyebabkan nyeri saat berjalan (klaudikasio).
- Stroke. Fktor risiko penyakit jantung koroner juga dapat memicu stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika arteri ke otak tersumbat, sehingga tidak menerima aliran darah yang cukup. Kondisi tersebut harus segera ditangani, disebabkan dapat mematikan jaringan otak dalam beberapa menit setelah serangan stroke terjadi.
- Gagal jantung. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung dapat terjadi akibat penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, penyakit kelainan jantung, kardiomiopati, dan infeksi jantung.
- Serangan jantung. Kondisi ini terjadi ketika bekuan darah menghambat aliran darah ke jantung yang sudah menyempit sebelumnya, dan merusak bagian ototnya. Salah satu yang dapat memicu menyempitnya pembuluh darah jantung adalah aterosklerosis.
- Jantung Berhenti mendadak. Kondisi ini terjadi ketika fungsi jantung berhenti mendadak, sehingga penderita tidak bisa bernapas dan kehilangan kesadaran. Bila tidak segera ditangani, dapat mengakibatkan kematian. Henti jantung mendadak seringkali dipicu oleh aritmia.
Penyebab Penyakit Jantung
Penyebab penyakit jantung sangat bervariasi. Mulai dari masalah pada pembuluh darah jantung, irama jantung, hingga bawaan lahir. Berikut akan dijelaskan penyebab penyakit jantung berdasarkan jenisnya.
- Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner terjadi ketika jantung tidak cukup mendapatkan darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner.
Penyakit jantung koroner disebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Pada kondisi yang jarang, penyempitan atau kerusakan arteri koroner juga dapat terjadi akibat emboli arteri, arteritis (radang arteri), aneurisma, dan diseksi aorta.
- Gangguan irama jantung
Gangguan irama jantung atau aritmia adalah irama jantung yang tidak normal. Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang mengatur irama jantung tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, jantung dapat berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Contoh aritmia adalah fibrilasi atrium.
Aritmia dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti:
- Kelainan jantung saat lahir.
- Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.
- Obat-obatan.
- Penyakit katup jantung.
- Penyakit jantung koroner.
- Penyalahgunaan NAPZA.
- Tekanan darah tinggi.
- Penyakit jantung bawaan
- Penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada bentuk dan fungsi jantung yang terjadi sejak lahir. Kelainan dapat terletak pada katup jantung, dinding jantung, atau di pembuluh darah. Contoh penyakit jantung bawaan adalah patent ductus arteriosus dan tetralogy of Fallot.
Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan pada proses perkembangan jantung saat bayi masih di dalam kandungan. Belum diketahui kenapa gangguan tersebut terjadi, namun diduga terkait dengan sejumlah faktor berikut:
- Riwayat kelainan jantung pada keluarga.
- Penggunaan obat-obatan di masa kehamilan
- Infeksi virus pada trimester pertama kehamilan.
- Kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA di masa kehamilan.
- Kardiomiopati
Penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh kardiomiopati, yaitu kondisi otot jantung yang tidak cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kardiomiopati sangat berbahaya, karena dapat memicu gagal jantung hingga jantung berhenti mendadak.
Belum diketahui apa yang menyebabkan kardiomiopati. Namun demikian, kondisi ini diduga terkait dengan:
- Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.
- Gangguan metabolik, seperti penyakit tiroid dan diabetes.
- Komplikasi kehamilan.
- Kecanduan alkohol.
- Penyalahgunaan NAPZA.
- Infeksi jantung
Penyakit jantung juga dapat disebabkan infeksi atau peradangan pada lapisan dalam jantung (endokardium), otot jantung (miokardium), atau pada membran yang melapisi jantung (perikardium). Beberapa contoh penyakit jantung akibat infeksi adalah endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.
Infeksi jantung dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, atau jamur. Pemicu penyakit ini juga bervariasi, di antaranya AIDS, gagal ginjal, lupus, atau cedera pada jantung akibat kecelakaan.
- Penyakit katup jantung
Sebagaimana namanya, penyakit katup jantung ditandai dengan kerusakan pada katup jantung. Kerusakan katup dapat disebabkan oleh penyempitan (stenosis) atau kebocoran (insufisiensi atau regurgitasi).
Penyakit katup jantung dapat disebabkan beberapa kondisi, seperti demam rematik, endokarditis yang disebabkan oleh infeksi, gangguan pada jaringan ikat, atau kelainan sejak lahir.
Faktor Risiko Penyakit Jantung
Penyakit jantung dapat dialami oleh siapa saja. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya adalah:
- Jenis kelamin.
Pria lebih berisiko terserang penyakit jantung dibanding wanita. Akan tetapi, risiko terserang penyakit ini akan meningkat pada wanita setelah masa menopause.
- Riwayat keluarga.
Risiko seseorang untuk menderita penyakit jantung juga tinggi apabila memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga. Terutama, bila memiliki ayah atau saudara laki-laki yang terserang penyakit jantung sebelum usia 55 tahun. Atau dalam kasus lain, memiliki ibu atau saudara perempuan yang didiagnosis menderita penyakit jantung sebelum usia 65 tahun.
- Rokok.
Kandungan nikotin dan karbonmonoksida dalam asap rokok dapat menyempitkan pembuluh darah dan merusak lapisan dalam jantung. Oleh sebab itu, serangan jantung lebih sering terjadi pada perokok.
- Terapi kanker.
Penggunaan obat kemoterapi dan radioterapi meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Pola makan buruk.
Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, garam, dan kolesterol berkontribusi pada penyakit jantung.
- Hipertensi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali akan memicu penebalan pada pembuluh darah, sehingga mempersempit aliran darah.
- Kadar kolesterol tinggi.
Kolesterol tinggi dapat membentuk timbunan plak pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko aterosklerosis.
- Kurang menjaga kebersihan diri.
Tidak rutin mencuci tangan atau menyikat gigi, dapat membuat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh dan memicu infeksi jantung.
Selain sejumlah faktor di atas, kurang aktivitas, stres yang tidak ditangani dengan baik, serta kondisi medis seperti diabetes atau obesitas, juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diagnosis Penyakit Jantung
Sebelum menjalankan pemeriksaan, dokter akan terlebih dahulu bertanya tentang riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Kemudian, dokter akan memeriksa detak jantung dan tekanan darah pasien. Sampel darah juga dapat diambil untuk mengukur kadar kolesterol dan protein C-reaktif.
Untuk memperkuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Metode pemeriksaan tergantung pada dugaan dokter mengenai jenis penyakit jantung yang dialami pasien. Sejumlah metode pemeriksaan tersebut meliputi:
- Elektrokardiografi (EKG)
EKG adalah tes yang bertujuan merekam sinyal listrik jantung. Tes ini dapat mendeteksi kelainan pada irama dan struktur jantung. Dokter dapat menjalankan EKG dalam keadaan pasien beristirahat atau berolahraga.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien berbaring, dan menempelkan 12-15 elektroda ke tubuhnya. Kemudian, mesin yang terhubung dengan elektroda akan merekam sinyal listrik jantung pasien.
- Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara (USG) pada jantung. Ekokardiografi membantu dokter mengevaluasi kondisi otot dan katup jantung pasien.
Dokter dapat menjalankan ekokardiografi dengan menggerakkan transduser pada dada pasien. Pada kasus lain, dokter dapat menggunakan transduser yang lebih kecil untuk dimasukkan ke kerongkongan. Transduser ini berfungsi mengirim gelombang suara dari dan ke jantung, untuk diterjemahkan menjadi gambar di monitor.
- Uji tekanan (stress test)
Uji tekanan adalah pemeriksaan kondisi jantung saat detak jantung pasien meningkat. Untuk meningkatkan detak jantung, pasien akan diminta mengayuh sepeda statis atau berlari di treadmill.
- Holter monitoring
Dalam pemeriksaan ini, pasien akan diminta memakai suatu perangkat di dada yang disebut monitor Holter. Monitor Holter akan merekam aktivitas listrik jantung selama 1-3 hari.
- Tilt table test
Bila gejala penyakit jantung yang dialami pasien sampai membuatnya pingsan, dokter akan menjalankan tilt table test. Dalam tes ini, pasien akan dibaringkan di meja yang kemudian digerakkan dari posisi horizontal ke vertikal.
Saat meja bergerak, dokter akan memonitor detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen dalam tubuh pasien. Tilt table test membantu dokter mengetahui apakah pasien pingsan akibat penyakit jantung atau kondisi lain.
- CT scan jantung
Pemeriksaan ini menggunakan sinar X untuk menampilkan gambar jantung pasien dan pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mendeteksi penumpukan kalsium di arteri koroner.
- MRI jantung
Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta berbaring di meja periksa, lalu dimasukkan ke mesin MRI. Selama pemeriksaan, medan magnet di dalam mesin MRI akan menampilkan citra bagian dalam tubuh pasien. Kemudian, gambar tersebut akan dianalisis oleh dokter guna mendiagnosis jenis penyakit jantung yang dialami.
- Katerisasi jantung
Katerisasi jantung adalah tindakan memasukkan selang kecil (kateter) melalui pembuluh darah di paha atau lengan. Dengan bantuan foto Rontgen, dokter akan mengarahkan kateter tersebut hingga ke jantung. Tindakan ini dapat membantu dokter mengetahui apakah ada sumbatan atau penyempitan di arteri.
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakit jantung yang dialami pasien. Sebagai contoh, pada penyakit jantung yang disebabkan infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik.
Pada umumnya, metode pengobatan penyakit jantung meliputi:
- Perubahan gaya hidup.
Menjalani pola hidup sehat dapat mencegah penyakit jantung makin memburuk. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan melakukan olahraga ringan 30 menit sehari, mengonsumsi makanan rendah lemak dan rendah sodium, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
- Obat-obatan.
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung tergantung kepada jenis penyakit jantung itu sendiri. Beberapa golongan obat yang umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit jantung, antara lain:
- ACE inhibitor – berfungsi menghambat tubuh menghasilkan angiotensin sehingga menurunkan tekanan darah. Contohnya captopril dan ramipril.
- Angiotensin II receptor blockers – bekerja dengan menghambat efek angiotensin sehingga menurunkan tekanan darah. Contohnya losartan.
- Antikoagulan – berfungsi mencegah penggumpalan darah dengan menghambat kerja faktor pembekuan darah. Contohnya, heparin dan warfarin.
- Antiplatelet – Sama halnya dengan antikoagulan, antiplatelet berfungsi mencegah terbentuknya gumpalan darah dengan cara yang berbeda. Contohnya, aspirin dan clopidrogel.
- Antagonis kalsium – bekerja dengan mengatur kadar kalsium yang masuk ke otot jantung dan pembuluh darah, sehingga melebarkan pembuluh darh. Contohnya amlodipine dan nifedipine.
- Penghambat beta – bekerja dengan menekan efek adrenalin yang meningkatkan detak jantung, sehingga jantung tidak bekerja terlalu keras. Contohnya metoprolol dan bisoprolol.
- Penurun kolesterol – berfungsi meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Contohnya atorvastatin.
- Obat digitalis – bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium pada sel jantung, sehingga meningkatkan pompa jantung. Contohnya, digoxin.
- Nitrat – berfungsi melebarkan pembuluh darah. Contohnya, nitrogliserin dan isosorbide dinitrate.
- Prosedur Medis.
Pada beberapa kasus, dokter akan menjalankan prosedur bedah, agar kondisi pasien tidak semakin memburuk. Sebagai contoh, bila arteri pasien hampir atau sudah tertutup seluruhnya, dokter akan memasang stent atau ring ke arteri, agar aliran darah pasien kembali normal.
Prosedur yang dilakukan tergantung kepada jenis penyakit jantung dan tingkat kerusakan jantung yang dialami pasien. Prosedur lain yang sering dilakukan adalah operasi by pass jantung. Prosedur operasi ini dilakukan dengan mencangkok pembuluh darah lain, sehingga aliran darah melewati pembuluh darah yang baru tersebut.
Pencegahan Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang disebabkan kelainan tidak dapat dicegah. Namun demikian, banyak jenis penyakit ini yang dapat dicegah, dengan menjalani pola hidup sehat.
Selain sebagai pencegahan, pola hidup sehat di bawah ini juga dapat membantu pasien penyakit jantung dalam proses penyembuhan:
- Berhenti merokok.
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner.
- Rutin memeriksakan diri.
Lakukan pemeriksaan rutin terkait kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah. Ketahui kadar normal pada tiga kondisi tersebut, yaitu:
- Tekanan darah.
Tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mm Hg.
- Kadar kolesterol jahat (LDL).
Pada umumnya, kadar LDL normal adalah di bawah 130 mg/dL. Namun pada orang dengan faktor risiko penyakit jantung, kadar LDL sebaiknya berada di bawah 100 mg/dL. Sedangkan pada individu dengan penyakit jantung atau diabetes, kadar LDL disarankan di bawah 70 mg/dL.
- Kadar gula darah. Kadar gula darah normal umumnya kurang dari 100 mg/dL setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya 8 jam, dan kurang dari 140 mg/dL 2 jam setelah makan.
- Latihan atau olahraga rutin.
Selain membantu menjaga kesehatan, latihan rutin selama 30-60 menit sehari dapat membantu mengontrol tekanan darah, serta kadar kolesterol dan gula darah. Akan tetapi, pada pasien aritmia dan kelainan jantung bawaan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai durasi latihan yang aman.
- Konsumsi makanan sehat.
Perbanyak konsumsi buah, sayuran, gandum, dan lemak omega-3. Selain itu, batasi konsumsi daging merah, serta hindari makanan tinggi gula, lemak, kolesterol, dan garam. Ketahui juga batas kandungan kalori dalam makanan yang dikonsumsi, dan usahakan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan rendah kalori.
- Jaga berat badan ideal.
Berat badan berlebih atau obesitas, dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung.
- Kelola stres dengan baik.
Stres dalam jangka panjang dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras. Oleh karena itu, sebisa mungkin kurangi stres dengan menjalani aktivitas fisik. Sebagai contoh, lakukan latihan yang melibatkan teknik pernapasan dan relaksasi otot, seperti yoga. Konsultasikan dengan dokter bila Anda sering merasa bingung, tertekan, dan marah tiap kali menghadapi masalah.
- Menjaga kebersihan tubuh.
Rutin mencuci tangan, menyikat gigi, dan hindari kontak dengan orang yang sedang terserang penyakit infeksi seperti flu.
Editor : Amran