ROHIL – Bupati Rohil H Suyatno, Senin pagi, 9 Agustus 2019, menerima kedatangan dua pengusaha asal China, di Mess Pemkab Rtohil, di Jalan Perwira, Kota Bagansiapiapi. Kedatangan ke dua pengusaha perikanan tersebut ditemani penerjemah, Daniel, sekaligus Manager Usaha.
Bupati Rohil H Suyatno, mengatakan kedatangan pengusaha asal Negara Tirai Bambu tersebut memang berencana akan membuka usaha dibidang perikanan laut, yakni jual beli udang pepai. Pengusaha udang pepai terebut, kata Bupati H Suyatno, direncanakan akan membuka usaha di lepas pantai perairan Pulau Halang, Kecamatan Kubu Babussalam, Rohil.
“Mereka berencana akan melakukan investasi dibidang perikanan, pengolahan udang pepai. Di atas kapal. Udang hasil tangkapan nelayan nanti mereka beli, mereka olah dan mereka eksport keluar negeri,” kata BupatI Rohil H Suyatno, di Gedung DPRD Rohil di Kawasan Pusat Pemerintahan Pemkab Rohil di Bagan Centre., Senin malam, 9 Agustus 2019.
Pemkab Rohil, kata BupatI H Suyatno, sangat menyambut baik rencana investor dari Negara Panda tersebut. Sebab itu, kepada Anggota DPRD Rohil, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan segenap komponen masyarakat Rohil, mensupor setiap investor di Rohil.
“Kesemuanya itu dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Rohil. Sebab itu dikesempatan ini saya mengajak segenap masyarakat Rohil mendukung investasi di Rohil ini,” kata BupatI H Suyatno.
Sementara itu, Daniel, yang mengaku sebagai manager mengatakan perusahaan asal China, yang akan berinvestasi dibidang jual beli udang pepai adalah Weng Coh. Daniel mengatakan di Rohil sangat banyak udang pepai. Dalam sehari perusahaan ini mampu memproduksi 1.000 ton udang pepai kering.
Udang pepai, dapat dijadikan sebagai bahan baku terasi udang, dan kecap udang, serta berbagai jenis makanan, nantinya, kata Daniel, akan dieksport langsung ke China, Hongkong, Taiwan, dan Jepang.
“Kita akan bawa kapal ke sini, sekitar 2 kilo meter (km) dari perairan Pulau Halang. Di kapal itu udang pepai (dari nelayan) kita proses, dan di eksport ke China, Hongkong, Taiwan, dan Jepang. Beda dengan yang sekarang ini pengusaha olah keringkan di sini, kemudian bawa ke Pulau Jawa, dan dari sana di eksport,” tutur Daniel.
Investasi jual beli udang pepai ini, kata Daniel, direncanakan akan memakan modal investasi sebesar Rp 45 milyar. Modal tersebut, termasuk kapal pabrik, pengolahan hunian pekerja, dan berbagai fasilitas lainnya. Meski merencanakan akan merealisasikan investasi itu pada 2020, Daniel mengatakan perusahaan ini belum memiliki perusahaan di Indonesia.
“Perusahaan ini merupakan perusahaan dari China, langsung ke mari. Sedangkan di Indonesia belum ada perusahaan (PT-nya),” ujarnya. (amran)
Editor: Amran