Oleh: Kusubandio
Jakarta – Transmigrasi sejak kelahirannya terus berkembang. Sekalipun mulainya adalah kolonisasi bagi kepentingan pemerintah kolonial Belanda. Tetapi Bung Karno mengubah namanya Transmigrasi pembangunan khas Indonesia.
Diharapkan transmigrasi menjadi salah satu tombak pembangunan yang penting, untuk mempercepat proses akulrurasi dan proses asimilasi, sehingga bangsa ini menjadi bangsa Indonesia yang baru. Karena itu Bung Karno menyatakan, ” Transmigrasi adalah hidup mati bangsa kita”
Karena itu dlm pemikiran Bung Karno,
Transmigrasi adalah upaya pembangunan (rekayasa) dengan semangat dan jiwa percepatan proses akulturasi dan asimilasi. Namun dalam perjalanannya, semangat itu hilang akibat hiruk pikuk kemerdekaan hingga pembangunan.
Sehingga banyak aksesnya, bahkan selama orde reformasi diragukan urgensinya. Terbukti selama orde reformasi, kedudukan Transmigrasi terombang-ambing masuk kedalam berbagai Kementerian.
Kalau kita menginginkan Transmigrasi diangkat kembali, maka jiwa dan semangat Transmigrasi kita hidupkan seperti dimaksud Bung Karno kita hidupkan kembali. Bukan dengan melihat program Transmigrasi masa lalu, tetapi Transmigrasi yang sejalan dengan kebutuhan zaman yaitu zaman milineal di era digital. Yaitu dg merekayasa proses informasi, akulturasi dan asimilasi, melalui Transmigrasi.
Untuk ini perlu pemikiran yg konsepsional dan mendasar. Ringkas kata melalui pembangunan Transmigrasi akan menjadikan bangsa ini tetap dalam kebhinekaan, tetapi dalam persatuan NKRI yang kokoh. Transmigrasi seperti itu sangat relevan, dan sangat dibutuhkan apalagi kini saat persatuan kesatuan bangsa sedang mengalami ancaman Kita perlu segera melakukan reformasi kembali pembangunan transmigrasi !
Catatan :
Kenapa Transmigrasi disebut sebagai hidup matinya bangsa? Karena melalui Transmigrasi (migrasi) terjadi proses akulturasi budaya, proses asimilasi, dan amalgamasi.
Serangkaian proses sosiologis tersebut akan membentuk kita menjadi bangsa Indonesia baru. Perlu diingatkan bahwa setelah kemerdekaan, bangsa ini masih merupakan kompilasi suku-suku bangsa yang rentan pada perpecahan. Maka, melalui Transmigrasi dan migrasi akan terbentuk bangsa Indonesia baru, yang tetap bhineka, namun sangat kokoh persatuannya. Karena kita benar benar merasakan sebagai bangsa Indonesia.
Jakarta, 14.02.2019. By. Kusubandio
Mantan Ka Biro Perencanaan Depnakertrans