SumatraTimes.co.id – Hanya menghitung hari, muda-mudi di seluruh dunia, akan merayakan Hari Valentine. Pada Tahun 2020 ini, Hari Valentine، bertepatan dengan hari, Jum’at, 14 Februari 2020.
Mengutip dari wikipedia, Hari Valentine (Valentine’s Day) disebut juga sebagai Hari Kasih Sayang.
Hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat, dan juga di Dunia Timur.
Hari Kasih Sayang, merupakan Hari Raya mereka yang sedang jatuh cinta. Para pencinta saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”.
Simbol modern Valentine antara lain berbentuk hati dan gambar sayap atau cupido (cupid) bersayap. Selain itu juga berbentuk anak-anak dengan punggung bersayap dan membawa panah.
Hari Valentine ternyata memiliki sejarah panjang.
Menurut kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia. Sebuah perayaan Lupercus, Dewa Kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang, dan berpakaian kulit kambing.
Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa, dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan Kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai.
Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela, karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Hari Raya Gereja
Namun, menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni:
- Seorang pastor di Roma
- Seorang uskup Interamna (modern Terni)
- Seorang martir di Provinsi Romawi Africa.
Koneksi antara ke tiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini.
Namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia.
Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi.
Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal usulnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja.
Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentinius
Guru ilmu Gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143.
Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep… dalam agama Kristen yang umum.
Stephan A Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini:
“Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil “penebusan dosa” (apolytrosis) dan “tempat pelaminan”.
Abad Pertengahan
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Prancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin.
Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung).
Bahwa untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus. Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya
Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan, dan memanggil pasangan mereka “Valentine”. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London.
Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai Santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis, “Dari Valentinusmu”.
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, Santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran Santo Valentinus sebagai martir.
Valentine di Era Modern
Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara (Amerika dan Canada) dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut.
Di Amerika Serikat, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts.
Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary”).
Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.
Hal ini membuat Hari Raya Valentine ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat, mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah. Biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat.
Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius.
Padahal sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih. Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat, Hari Raya Valentine ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik “Happy Valentine’s”, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun teman pria kepada teman prianya, dan teman wanita kepada teman wanitanya.
Perayaan dan larangan di seluruh dunia
- Di Amerika Serikat, sekitar 190 juta kartu ucapan Hari Kasih Sayang dikirimkan setiap tahunnya.
- Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat pemasaran secara massal, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi dengan permen cokelat.
Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di perkantoran.
Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai giri-choko (義理チョコ), dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat).
- Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya yaitu “Hari Raya Anak Perempuan” (Qi Xi).
Hari Raya Anak Perempuan diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut kalender Tionghoa.
Berbanding terbalik dengan di Jepang, di Taiwan, para pria memberikan cokelat kepada wanita saat Hari Kasih Sayang, dan para wanita akan mengembalikan cokelat yang diberikan pada Hari Putih.
Malaysia
Tokoh Islam di Malaysia mengingatkan umat Islam agar tidak menyambut Hari Kasih Sayang karena terdapat unsur Kristen.
Perdana Menteri Datuk Seri Muhyiddin Yassin berkata, “Perayaan ini “tidak sesuai” untuk umat Islam”.
Pada tahun 2011, pihak berwajib agama Malaysia menangkap lebih 100 pasangan Muslim karena merayakan Hari Kasih Sayang.
Arab Saudi
Di Arab Saudi pada tahun 2002 dan 2008, para tokoh agama mengharamkan penjualan segala barang-barang Hari Valentine karena disebut sebagai bagian dari kebudayaan Kristen.
Larangan ini menimbulkan pasar gelap yang menjual mawar dan kertas kado.
Pakistan
Partai Jamaat-e-Islami mendesak supaya Hari Valentine dilarang di Pakistan. Meskipun demikian, perayaan ini semakin gencar. Sehingga para penjual bunga meraup keuntungan berlimpah dari perayaan ini.
Indonesia
Di Indonesia, perayaan Hari Valentine, hampir sama di dunia barat. Para muda mudi yang tengah berkasih, saling tukar dan memberi ucapan dan hadiah. Hadiah yang diberikan kepada kekasih ada berupa kartu ucapan, atau kado.
Sering pula para muda mudi mengelar pesta, dengan membawa kekasih masing-masing. (sumber: wikipedia dan lainnya)
Redaksi /Editor : Amran