SumatraTimes.co.id – Nelayan tradisional di Kepulauan Riau mulai mengeluhkan susahnya menjual hasil laut.
Selain akibat cuaca ekstrim yang saat ini sedang menghadang, mewabahnya covid-19 belakangan ini juga mulai berdampak pada perekonomian nelayan tradisional.
Pemprov Kepri dan Pemkab Lingga harus membuka perdagangan ikan antar pulau di Sumatera, Kalimantan dan Pulau Jawa, dengan berkoordinasi bersama Pemda setempat, dan kementerian agar produk perikanan nelayan Kepri memiliki market penjulan dalam negeri.
Pemda Kepri, Pemda Kabupaten dan Kota, juga dapat memasukkan ikan sebagai salah satu komoditas pembagian sembako gratis, tidak saja telur.
Di Kabupaten Lingga, nelayan tradisional mengaku harga jual ikan hasil tangkapan mereka saat ini mencapai angka terendah dari yang pernah mereka rasakan.
“Susah sekarang nelayan, memang di laut saat ini menjadi tempat paling nyaman untuk terhindar dari Covid-19. Namun nilai penjualan ikan tak seberapa, harga ikan turun,” ujar seorang nelayan Lingga, Distrawandi, yang dihubungi TRIBUNBATAM.id melalui sambungan telepon seluler, Jumat (10/4/2020).
Anjloknya harga ikan itu bukan tanpa alasan. Akibat pengiriman ikan ke negara tetangga Singapura dan Malaysia ditutup setelah berlaku kebijakan lockdown di dua negara tersebut.
Distrawandi, yang juga ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DPC Kabupaten Lingga mengatakan, saat ini harga penjualan ikan oleh nelayan mengalami penurunan harga.
“Harganya turun Rp 5000 hingga Rp10.000 per kg, dibandingkan dengan musim sebelum pandemi, harga cukup melambung karena kita kirim langsung ke Singapura,” ungkap Distrawandi.
Penurunan harga ikan itu, kata dia, cukup bervariasi. “Tergantung jenis ikannya juga, tapi umumnya seperti itu,” katanya.
Dikatakan Distrawandi kondisi nelayan kian sulit.
“Harga ikan dari hasil tangkap tak balance. Sebab, pintu ekspor ke Singapura tak lancar. Kami lagi pikirkan bagaimana pengaturannya, kami sudah sampaikan ke Pemkab Lingga untuk memikirkannya. Tak sesuai harga lama-lama nelayan menjerit,” terangnya.
Saat ini, kata Distrawandi, jumlah nelayan di Kabupaten Lingga ada sebanyak 12 ribu orang, mereka semua mengeluhkan di tengah kondisi ekonomi akibat harga ikan menurun.
Padahal, kata dia, saat ini mulai masuk kondisi ikan mulai banyak.
Kendati demikian, Distrawandi juga mengajak agar para nelayan dapat menjaga keselamatan saat turun melaut.
“Jangan sampai terjadi seperti hari kemarin, nelayan kita Taher bersama istri turun melaut namun kapal yang digunakan tersambar petir. Untung kita berhasil menemukannya,” katanya. ***
Sumber: Tribunbatam.id
Editor: amran