Oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Sebagai orang beriman kita tentunya tidak bisa menyangkal, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Sebab di bulan itulah Allah Ta’ala menurunkan Kitab Suci-Nya; Al-Quran yang ditandai dengan wahyu pertama yang disampaikan-Nya melalui perantaraan Jibril a.s kepada hamba dan Rasul-Nya yang mulia; Muhammad SAW.
Dan hal ini secara tersurat dinyatakan Allah Ta’ala dengan firman-Nya: “(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Q.S.Al-Baqarah: 185)
Selain itu salah satu keberkahan utama yang ada di bulan Ramadhan sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran adalah, adanya satu malam yang nilai ibadah seseorang di malam itu setara dengan ibadahnya selama 1000 bulan.
Dan mengenai adanya “malam kemuliaan” atau yang sering kita sebut sebagai “lailatul qadr” tersebut secara tegas difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.// Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?// Malam kemu-liaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.// Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5)
Al-Quran juga menjelaskan, bahwa di bulan Ramadhan tersebut “kedekatan” Allah Ta’ala dengan hamba-hamba-Nya yang beriman menjadi lebih istimewa. Dan mengabulkan do’a mereka dengan sebaik-baiknya pengabulan, jika mereka benar-benar beriman dan mentaati Allah sebagaimana Firman-Nya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah: 186)
Berkahnya Ramadhan tidak hanya bersifat ruhiyah sebagaimana yang diterangkan di atas. Akan tetapi diakui atau tidak, secara jasmaniah berkah Ramadhan juga terasa dan dirasakan secara nyata dan langsung oleh orang-orang yang beriman dalam kehidupannya sehari-hari.
Dan di antara keberkahan Ramadhan yang bersifat jasmaniah tersebut di antara-nya adalah; Adanya kesempatan menjalin hubungan silaturahmi yang lebih akrab antar sesama anggota keluarga; tetangga dan kaum kerabat lainnya. Sehingga dengan demikian, secara otomatis; langsung ataupun tidak; selama bulan Ramadhan berlangsung dapat ditunaikan salah satu perintah yang diamanahkan Allah Ta’ala, yakni memelihara hubungan silaturahim sebagaimana firman-Nya: “dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. An-Nisaa’: 1)
Salah satu contoh yang sederhana dari upaya pemeliharaan silaturahmi ini adalah dengan adanya kesempatan berkumpul bersama anak; isteri dan kaum kerabat lainnya; Entah itu pada waktu berbuka puasa maupun pada waktu sahur. Bahkan adakalanya dilakukan acara “buka puasa bersama” untuk menjalin kembali keharmonisan hubungan dan komunikasi antar sesama jamaah di masjid; antara pejabat dan bawahan; atau dalam kelompok-kelompok tertentu.
Berkah Ramadhan dalam masalah silaturahim juga menjadi lebih utama dengan adanya kesempatan untuk melaksanakan sholat berjamaah, minimal pada saat sholat tarawih.
Dan hal ini tentunya akan memberi nilai tambah tersendiri bagi setiap orang yang beriman, dalam rangka meningkatkan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala.
Selain itu secara jasmaniah dan material, Ramadhan juga memberi berkah dalam bentuk rezeki berupa adanya makanan yang berlimpah dan yang kadangkala di hari-hari lain di luar Ramadhan sangat jarang, bahkan tak pernah kita temukan. Dan hal ini kalaupun tidak disiapkan oleh ahli keluarga sendiri, maka adakalanya diperoleh dari para karib kerabat dan tetangga yang ingin berbagi rezeki di bulan Ramadhan.
Berkahnya Ramadhan juga dapat kita rasakan dan saksikan dengan adanya kegairahan “ummat” melakukan ibadah yang keadaannya jauh lebih baik dari ibadah yang dilakukan di luar Ramadhan. Di bulan Ramadhan banyak orang yang jadi pemurah dan rajin bersedekah; banyak pula yang ahli dzikir yang senantiasa beri’tikaf di masjid sambil mengisi waktunya dengan bertadarus Al-Quran dan lain sebagainya.
Akan tetapi banyak di antara kita yang tak banyak menyadari, bahwa sebenarnya anugerah yang diberikan Allah melalui keberkahan Ramadhan tersebut adalah semacam pendidikan dan pengajaran, agar di luar Ramadhan kita bisa dan mampu melaksanakan segala macam kebajikan yang kita lakukan di dalam bulan Ramadhan tersebut. Sebab apa yang kita temukan, banyak kebajikan yang dilakukan oleh seseorang berakhir begitu saja seiring dengan berlalunya bulan Ramadhan.
Oleh sebab itu, tatkala tahun ini kita masih sempat menikmati Ramadhan dengan segala keberkahannya, maka alangkah baiknya jika kesempatan ini kembali kita pergunakan untuk memperbaiki diri dan mengamalkan segala kebajikan yang diajarkan Ramadhan dalam hari-hari yang akan kita lalui.
Karena bagaimanapun juga, kita tidak tahu pasti; Apakah kita akan berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang atau tidak sama sekali. Wallahua’lam
Bagansiapiapi, 2 Ramadhan 1439 H / 18 Mei 2018.